Rangkuman Kebijakan TIK
Robiatul Munajah_DIKDAS B
Strategi Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Nasional
(National ICT Strategies)
2010–2014
1.
Penajaman
Mandat Detiknas (Keppres
No. 20, 2006)
Ø Merumuskan
kebijakan umum dan arahan strategis pembangunan
nasional, melalui pendayagunaan teknologi informasi
dan komunikasi;
Ø Melakukan
pengkajian dalam menetapkan langkah-langkah penyelesaian
permasalahan strategis yang timbul dalam rangka
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi;
Ø Melakukan
koordinasi nasional dengan instansi Pemerintah Pusat/Daerah,
Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik
Daerah, Dunia Usaha, Lembaga Profesional, dan komunitas
teknologi informasi dan komunikasi, serta masyarakat
pada umumnya dalam rangka pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi;
Ø Memberikan
persetujuan atas pelaksanaan program teknologi
informasi dan komunikasi yang bersifat lintas departemen agar
efektif dan efisien.
2.
Permasalahan
Pengembangan TIK Nasional
Ø Terbengkalainya
kesempatan pengembangan industri TIK
- Investasi
TIK oleh pemerintah Belum
secara tegas menyertakan industri
TIK lokal
Ø Koordinasi
antar instansi pemerintah dalam memanfaatkan
TIK masih lemah
- Koneksi
internet dilakukan oleh masing-masing
instansi
- Data
yang sama ada dibeberapa instansi (kependudukan, pangan,
kesehatan, dll)
- Aplikasi
yang sama, dikembangkan oleh masing-masing instansi (kepegawaian,
keuangan, dll)
Ø Integrasi
infrastruktur, aplikasi, dan data belum terbentuk
- Belum
ada government backbone
- Belum
ada integrasi aplikasi berbagai fungsi
-
Belum ada integrasi database nasional
Ø
Kebijakan
dan peraturan TIK masih lemah
-
Belum
secara tegas ditekankan pemisahan: regulatory body, governance, dan enforcement
-
Berbagai
kebijakan dan peraturan TIK belum sinkron
Ø
Sumber
daya manusia TIK belum memadai
-
Tersedia
780 perguruan tinggi yang menghasilkan sekitar 30.000 tenaga TIK setiap tahun
-
Kuantitas
sudah cukup, tetapi kualitas belum memadai
Ø
Visi
TIK pemerintah belum terbentuk
-
TIK
masih sekedar alat pendukung (support), belum menjadi enabler
-
TIK
belum menjadi katalisator pembangunan ekonomi
Ø
Sumber
daya budget pemerintah untuk pemanfaatan TIK belum terkonsolidasi
Ø
Budget
TIK masih “tersembunyi” dibeberapa mata anggaran
Ø
Masing-masing
unit mengajukan pengadaan TIK, tanpa mengacu kepada Grand Design TIK institusi
Ø
Kebijakan
dan regulasi TIK belum lengkap dan enforcement masih lemah
Ø
Hasil
transaksi berbasis TIK belum sepenuhnya diakui keabsahannya
Ø
Belum
ada Digital signatures Act untuk pembentukan Public Key Infrastructure/PKI dan
memfasilitasi pembentukan Certification Authority
Ø
Konten
berbasis TIK masih sangat minim
3. Sasaran
TIK Nasional
Ø
Terbentuknya Government
Backbone National Backbone
Ø
Terkonsolidasinya
budget TIK nasional
Ø
Terbentuknya
critical mass pemilik computer
Ø
Terbentuknya
critical mass pengguna internet sehingga menarik bagi industri untuk
menyediakan infrastruktur sampai ke last mile level (perkantoran, perumahan,
dan institusi pendidikan)
Ø
Terbentuknya
critical mass aplikasi yang dikembangkan secara domestik, sehingga industri
tertarik untuk menyediakan layanan jasa TIK
Ø
Terbentuknya
critical mass konten TIK sehingga menarik bagi industri untuk mengembangkan
domestic content
4. Visi
dan Misi
Ø Visi
TIK DEPDIKNAS adalah:
- Terdepan
dalam pengembangan sistem manajemen dan pendidikan berbasis TIK (TIK Based for Management and
Education) untuk meningkatkan mutu, aksesbilitas,
dan efesiensi pendidikan nasional khususnya di tingkat sekolah menengah kejuruan di Indonesia.
Ø Misi
TIK DEPDIKNAS adalah:
- Membangun
beragam layanan informasi dan komunikasi untuk pendidikan yang terpadu/terintegrasi secara
nasional khususnya untuk lingkungan DEPDIKNAS.
- Mengembangkan
TIK sebagai pendukung kegiatan proses belajar-mengajar, administratif dan manajemen pendidikan
di lingkungan DEPDIKNAS. Membangun
sumber daya manusia dan komunitas DEPDIKNAS yang terampil,
kreatif dan mampu memproduksi konten-konten TIK yang bermutu serta berdaya saing global.
- Memasyarakatkan
pemberdayaan TIK untuk pendidikan bagi sekolah-sekolah dan masyarakat umum di Indonesia.
5. Strategi
TIK Nasional
Ø
Intervensi
pemerintah untuk menyambungkan masyarakat (connecting communities)
-
Pengadaan
backbone Nasional
-
Harga
komputer yang terjangkau
-
Harga
berlangganan internet yang terjangkau
Ø
Mensyaratkan
porsi komponen lokal untuk setiap investasi TIK dilingkungan pemerintah dalam
rangka menghidupkan industri TIK
Ø
Melengkapi
berbagai kebijakan dan peraturan TIK, antara lain:
-
Digital
signatures Act untuk pembentukan Public Key Infrastructure/PKI dan
memfasilitasi pembentukan Certification Authority
-
Multimedia
Act
-
Data
Protection Act dengan tambahan pada Undang-undang Kearsipan
-
Digital
Millenium Copyright Act, merupakan amandemen ataupun sebuah peraturan
pemerintah baru yang khusus mengatur mengenai keberlakuan hak cipta dalam
lingkup cyberlaw.
-
Tele-medicine
Act untuk dapat memfasilitasi pengobatan jarak jauh atau pengobatan dengan
menggunakan fiksasi data pasien.
-
Electronic
Government Act
Ø
Peningkatan
kualitas SDM TIK melalui kerjasama antara berbagai instansi pemerintah dengan
pusat penelitian dan pendidikan TIK di perguruan tinggi
Ø
Menyediakan
dana yang bersifat multiyears untuk mencapai critical mass TIK dan menjamin
keberlanjutan TIK
6. Program
Kerja Beyond Flagship
Ø
Digitalisasi
Warisan Budaya Nasional → NKRI
Ø
e-Government
Service Bus (ICT Resource Sharing) → Government Internet Exchange (GIX)
Ø
Pengembangan
dan Pemanfaatan TIK Lokal → Industri TIK Nasional
Ø
e-Health
→ Koordinasi rumah sakit, Klinik, Posyandu, dll
Ø
Program
Biaya Internet yang Terjangkau (Affordable) → Internet Resource Sharing
Ø
Fiscal
Policy: Depresiasi Perangkat TIK, Insentif Pajak untuk TIK → Harga Komputer
Terjangkau
7. Biaya
Koneksi Internet (Perbanding dengan Negara Tetangga)
No
|
Operator
|
Negara
|
Tarif
(1 Mbps Unlimited)
|
Tarif
(USD)
|
1
|
Telkom
|
Indonesia
|
Rp.
750.000
|
63
|
2
|
Indosat
|
Indonesia
|
Rp.
450.000
|
38.5
|
3
|
SingTel
|
Singapura
|
S$
33
|
22
|
4
|
TM
|
Malaysia
|
RM
99
|
27
|
5
|
True
|
Thailand
|
590
baht
|
17
|
6
|
KT
|
Korea
Selatan
|
30000
won
|
20
|
Berbagai
Sumber
Catatan: Biaya
Koneksi Internet
Di Indonesia
MASIH SANGAT MAHAL
8.
Rencana
Implementasi TIK 2010-2014
Ø Education Backbone
Ø Government Backbone
Ø Database Nasional (Kependudukan, Pangan, dll.)
Ø Connecting Communities (Sekolah, Rumah, Kantor2)
Ø Revitalisasi Industri TIK (Jasa, Konten, HW)
Ø Revitalisasi Kebijakan dan Peraturan TIK
Ø Reformasi Birokrasi Berbasis TIK
9.
Indikator
Kinerja TIK
Ø Flagship
Detiknas beroperasi diakhir tahun 2010
Ø Industri
Konten untuk pendidikan dan ketrampilan mencapai
critical mass tahun 2010
Ø Terbentuk
backbone nasional 2010
Ø Terbentuknya
database nasional
Ø Tersedia
budget multiyears untuk TIK 2010
Ø Digunakan
aplikasi lokal untuk perkantoran pemerintah, institusi
pendidikan, rumah sakit pemerintah, dll., 2011
10. Dampak
TIK Jangka Panjang Terhadap Kinerja Ekonomi
Ø
Penggunaan
TIK meningkatkan daya saing Bangsa
Ø
Penggunaan
TIK meningkatkan kualitas layanan pemerintah
Ø
TIK meningkatkan
proses bisnis dan mengurangi beban administrasi pemerintah
Ø
TIK
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas pada administrasi public
11. Target
Tahun 2009
Ø
R&D
in ICT. Membentuk Tim Kerjasama Antara Instantasi Pemerintah (ICT Demand), Perguruan
Tinggi (ICT Service and Development Supply) dan Detiknas
Ø
Menyelaraskan
Proses Bisnis Berbagai Instansi Pemerintah (Fokus di Flagship Detiknas)
Ø
Baseline
study dampak TIK terhadap pertumbuhan ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar