Rabu, 05 April 2017

MANAJEMEN PEMBELAJARAN




1.      Pengertian Manajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar, dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Pada dasarnya, manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik kegiatan pembelajaran yang dikategorikan dalam kurikulum inti maupun penunjang, berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Kementrian Pendidikan Nasional atau Kementrian Agama. Menurut Ibrahim Bafadhal, manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manajemen program pembelajaran sering disebut dengan manajemen kurikulum dan pembelajaran.
Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas, dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan bagian dari strategi pengelolaan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang lain, berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi), serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.
Dengan berpijak dari pernyataan-pernyataan terkait definisi manajemen pembelajaran tersebut, maka dapat dibedakan antara pengertian manajemen pembelajaran dalam arti luas dan manajemen pembelajaran dalam arti sempit.
Dalam arti luas, manajemen pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan pebelajar (peserta didik) dengan diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian, dan penilaian. Sedangkan manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi masing-masing tentang manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola pikir dan latar belakang profesionalisme mereka. Namun demikian, secara global definisi mereka nyaris memiliki kesamaan bahwa, manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola, yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan), dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan peserta didik dengan mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya, guna mencapai tujuan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen pembelajaran merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan.
Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer adalah guru atau pendidik. Sehingga dengan demikian, pendidik memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa langkah kegiatan manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengendalikan (mengarahkan) serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan tujuan pembelajaran, yakni tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya proses kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari aspek, yaitu apa yang dilakukan peserta didik dan apa yang dilakukan pendidik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan proses pembelajaran yang berkualitas dan maksimal, maka dibutuhkan adanya perencanaan.
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, perubahan tingkah laku peserta didik setelah melalui pembelajaran serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut. Konkretnya, dalam perencanaan pembelajaran ini pendidik membuat perangkat pembelajaran.
Pada kegiatan mengorganisasikan pembelajaran, pendidik mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran. Baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta media belajar. Dan dalam waktu yang sama, mensinergikan antara berbagai sumberdaya yang ada dengan tujuan yang akan dicapai. Pada kegiatan mengendalikan (mengarahkan) pembelajaran, pendidik melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran yang telah dibuat di awal dalam perangkat pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan penilaian (evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam kegiatan menilai itu lah pendidik dapat menemukan bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran serta sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga kemudian dapat menemukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa manajemen pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sehingga dalam manajemen pembelajaran pun memiliki beberapa kegiatan dan hal-hal penting untuk diperhatikan. Beberapa bagian terpenting dalam manajemen pembelajaran tersebut antara lain: penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan melatihkan harapan kepada peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Disamping itu, dalam penyusunan materi diperlukan juga rancangan tugas ajar dalam ranah psikomotorik, dan rancangan tugas ajar dalam ranah afektif, selain rancangan tugas ajar dalam ranah kognitif tentunya.


2.      Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak
Untuk mewujudkan manajemen kelas di Sekolah Dasar, lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Manajemen kelas di Sekolah Dasar tidak hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta  kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. Oleh karena itu, sekolah dan kelas perlu dikelola secara baik, dan menciptakan iklim belajar yang menunjang.
Decisions about classroom management are among the most important that a teacher makes. Policies and practices related to guidance can (1) prevent or reduce behavior an management problems, (2) allow humane and growth-promoting responses to children’s misbehavior when it occurs, (3) support the classroom instructional an leraning climate, (4) enhance children’s self-esteem, develop their ability to take responsibility and make decisions, help them develop self-disipline, and provide a model of appropriate conflict resolution. Effective policies and practices for classroom management and guidance arise from the teacher’s philosophy of early childhood education, much in the same way that decisions about teaching strategies and activities do. Decisions about policies for guidance must be carefully considered and developed prior to interacting with children. Growth-promoting guidance, a component of the invisible curriculum, is necessary to teach and interact in a positive, humane manner. Based on the philosophical tenets of the creative-play curriculum, the following guidelines will help teachers develop responsive, effective, and developmentally appropriate guidance strategies.

Guru harus memahami beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak SD, supaya tercipta proses belajar yang baik. Faktor yang perlu diperhatikan antara lain: kondisi fisik, sosio emosional dan organisasional. Semua faktor ini harus difahami oleh guru agar tujuan KBM dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, atau setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal. Lingkungan fisik yang memenuhi syarat, mendukung meningkatnya intensitas proses KBM siswa di SD. Di samping itu juga mempunyai pengaruh terhadap pencapaian tujuan pengajaran di SD.
Setiap proses belajar mengajar kondisi ini harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang dirugikan, dan mengembangkan kepada kondisi yang kondusif. Kondisi fisik di Taman Kanak-kanak senantiasa nyaman, antara lain ruangan harus diusahakan memenuhi syarat. Ukuran ruangannya harus cukup, memberi keleluasaan bergerak, cahaya dan sirkulasi udara baik dan pengaturan perabot  harus tertata rapih agar siswa bisa bergerak bebas.
Di dalam pengaturan ruangan kelas terdapat beberapa tempat duduk/meja kursi, di antaranya: pola berderet, pola berjajar atau berbasis. Tapi pada umumnya tempat duduk siswa diatur menurut kesenangan siswa itu sendiri. Dalam pola susunan berkelompok siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama lain dan bisa pindah dari kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.
Ada juga pola farmasi tapal kuda. Pola ini guru berada di tengah-tengah para siswa SD. Pola ini bisa dipakai apabila pelajaran banyak memerlukan tanya jawab antara guru dengan siswa SD, dan lebih memudahkan saling berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola duduk melingkar. Pola ini dilaksanakan apabila ada suatu kegiatan atau alat yang mesti diperagakan akan mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa. Di samping susunan meja kursi yang fleksibel menurut pola formasi tertentu, siswa SD pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak selalu terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar, atau karpet yang berabjad dan bergambar.
Penyediaan alat bermain atau sumber belajar harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu itu. Selain susunan meja, penyediaan alat, pengelompokkan tempat duduk, dinding juga dapat digunakan untuk menempelkan hasil pekerjaan siswa SD. Hasil pekerjaan siswa di tempel di dinding dengan menggunakan triplek atau busa. Hasil yang ditempelkan hendaknya secara bergantian sehingga tidak membosankan dan tidak mengganggu perhatian anak. Hasil karya seni yang dipampang di dinding, mengganggu perhatian anak. Hasil karya seni yang dipampang di dinding, akan mempunyai kebanggaan tersendiri bagi orang tua siswa tersebut.
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa SD. Jendela harus cukup besar, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan udara yang sehat juga masuk ke kelas. Dengan ventilasi yang baik dan udara yang sehat, semua siswa SD dan guru di dalam kelas dapat menghirup udara yang segar. Cahaya sebaiknya datang dari sebelah kiri, supaya cukup terang dan tidak menyilaukan.
Di dalam pengaturan penyimpanan barang-barang hendaknya di simpan pada tempatnya yang khusus (loker) yang sudah diberi tanda, dan barang tersebut mudah dijangkau kalau diperlukan dalam kegiatan belajar.
Barang yang nilai praktisnya tinggi dapat disimpan di ruang kelas, seperti alat bermain yang sesuai dengan tema pada waktu mau dilaksanakan. Sedangkan buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi, buku penghubung, harus ditempatkan pada tempat yang tidak jauh dari meja guru. Selain itu, juga alat pengamanan harus selalu tersedia.

3.      Kegiatan pembelajaran di SD
Secara lebih terperinci maka kegiatan pembelajaran di SD dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a.      Pengaturan Ruangan/ Kelas
b.      Pengorganisasian Anak Didik
1)      Kegiatan klasikal
2)      Kegiatan kelompok
3)      Kegiatan individual
c.       Pengaturan Alat Bermain/ Sumber Belajar
1)      Sumber belajar di dalam ruangan/ kelas
·         Pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengamanan
·         Pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan
-          Sudut keluarga
-          Sudut alam sekitar dan pengetahuan
-          Sudut pembangunan
-          Sudut kebudayaan
-          Sudut Ke-Tuhanan
·         Pembelajaran berdasarkan minat
-          Area agama
-          Area balok
-          Area matematika
-          Area IPA
-          Area musik
-          Area bahasa
-          Area membaca dan menulis
-          Area drama
-          Area pasir/ air
-          Area seni dan motorik halus
2)      Sumber belajar di luar ruangan/ kelas

3 komentar:

  1. artikel nya sangat bagus dan sangat memberi wawasan bagi pembeca,

    BalasHapus
  2. mohon maaf sebelumnya bisa minta referensi buku yang dikutip lah?

    BalasHapus
  3. Artikelnya mantap memberi pencerahan dan pemahaman dlm melakukan sebuah pembelajaran yg lebih bermanfaat dan bermutu jika di bantu dgn sebuah menejamen yg berkualitas. Salut utk mu

    BalasHapus