1.
Kondisi dan Situasi Belajar Mengajar
a.
Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar memberikan pengaruh terhadap hasil bejar
anak. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan
pendidikan peserta didik.
· Ruang
tempat berlangsungnya pembelajaran; Ruang Kelas, Ruang Laboratorium, Ruang Serbaguna/Aula.
· Pengaturan
tempat duduk; Pola berderet atau berbaris-belajar, Pola susun berkelompok, Pola
formasi tapal kuda, Pola lingkaran atau persegi.
·
Ventilasi
dan pengaturan cahaya.
·
Pengaturan
penyimpanan barang-barang.
b.
Kondisi Sosio Emosional
Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan
pengajaran.
·
Tipe
kepemimpinan guru, artinya adalah fungsi yang melekat pada guru ketika berada
dalam kelas. Gaya apa yang muncul ketika guru melaksanakan peran sebagai pemimpin
dalam pembelajaran di kelas. Apakah gaya
otoriter segala sesuatunya diatur dan diarahkan oleh sendiri dan siswa tidak
diberikan kesempatan untuk terlibat didalamnya, atau gaya demokrasi dimana
terjadi proses timbal balik antara guru dan murid sesuai dengan peranannya
masing-masing.
·
Sikap
guru, sikap yang diperlihatkan oleh guru di depan kelas atau di luar kelas yang
akan mempengaruhi mood anak, apakah anak merasa tertarik dengan sikap guru atau
malah tidak tertarik. Sikap yang baik
sebagai seorang guru, bapak/ibu, kakak, orang dewasa yang memberikan bimbingan
tentunya adalah hal yang paling baik diperlihatkan.
· Pembinaan
hubungan baik, hubungan antara guru dengan murid harus dibangun berdasarkan
fungsi masing-masing dalam konteks belajar mengajar dikelas, akan tetapi
apabila memungkinkan dapat juga dibangun sifat-sifat kekeluargaan dan keakraban
yang menyebabkan siswa merasa nyaman dan aman berhubungan seperti dengan orang
tuanya.
c.
Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun
tingkat sekolah akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas.
· Pergantian
pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh guru
karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya
interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya. Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika
mengahiri pelajaran guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah
sudah tiba dan apabila belum maka masa jeda itu terlalu lama.
· Guru
berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya
kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari terjadinya
keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti
berlarian kesana kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada
fasilitas kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan
diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
· Masalah
antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional yang
tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru harus memahami karakteristik dan potensi
guru sehingga dapat dipahami keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan
munculnya konflik diantaranya.
· Upacara
bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan
tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara
bendera.
· Kegiatan
lain; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada
guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan social.
d.
Kondisi Administrasi Teknik
Kondisi administrasi teknik akan turut mempengaruhi manajemen
pembelajaran di dalam kelas.
· Daftar
presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi akan memberikan
dukungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Keterdukungan dari sisi
keteraturan dalam presensi akan memberikan efek psikologis terhadap siswa
karena terjadi keadilan dalam perlakuan.
· Ruang
bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan pada
siswa yang secara emosional memiliki masalah.
Hal terpenting dari ruang bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut
tidak menimbulkan ketakutan ketika harus berhubungan dengan guru disana.
· Tempat
baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawannya, dengan fasilitas dan guru.
· Tempat
sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak
menggangu kegiatan belajar maupun bermain siswa, akan memberikan dukungan
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau sampah, berserakan dimana-mana, siswa
tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak ada tempat sampah
akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa.
· Catatan
pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan siswanya. Perlakuan-perlakuan
khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa dapat dilihat dari
catatan-catatan tentang siswa.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar
a.
Faktor intern;
Faktor intern yang dimaksudkan adalah kondisi internal dari siswa itu
sendiri seperti kondisi jasmaniah siswa, apakah secara fisik siswa dapat mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Kondisi Psikologis, apakah siswa tidak sedang
mengalami atau merasakan adanya masalah, sehingga mengganggu konsetrasinya. Kondisi
kelelahan, baik secara fisik maupun mental siswa mengalami kelelahan. Lebih
jelasnya kondisi-kondisi tersebut dapat dilihat di bawah ini;
·
Jasmaniah;
Faktor-faktor kesehatan atau kelainan fungsi pada tubuh jasmaniah siswa akan
memberikan pengaruh terhadap kegiatan belajar yang diikutinya.
·
Psikologis;
Intelegensi, perhatian, minat bakat, motif, kematangan, kesiapan.
·
Kelelahan;
Kelelahan baik jasmaniah maupun rohanian akan memberikan pengaruh buruk
terhadap proses dan hasil belajar anak.
b.
Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah unsur lingkungan luar diri dari siswa itu
sendiri. Kondisi-kondisi dalam
keluarganya di rumah, keadaan sekolah, dan kondisi masyarakat sekitar rumah dan
sekolah akan memberikan pengaruh terhadap konsentrasi dan kesiapan siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3.
Mengajar yang efektif
Mengajar
adalah membimbing siswa agar mereka mengalami proses belajar. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang
dapat membawa belajar yang efektif. Prinsip mengajar yang efektif;
a.
Konteks
Konteks yang baik meliputi: 1) dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi
secara dinamis dan kuat, 2) terdiri dari pengalaman aktual dan konkret, 3) pengalaman
konkret yang dinamis merupakan alat untuk menyusun pengertian, bersifat
sederhana, dan pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi.
b.
Fokus
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, harus dipilih fokus yang
memiliki cirri-ciri; 1) Memobilisasi tujuan, 2) memberi bentuk dan uniformitas
pada belajar, 3) Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan
penemuan.
c.
Sosialisasi
Kondisi sosial pada suatu kelas banyak sekali pengaruhnya terhadap proses
belajar yang sedang berlangsung di kelas tersebut.
d.
Individualisasi
Dalam mengorganisasikan kelas guru harus memperhatikan taraf kesanggupan
siswa dan menstimulasinya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat
dilakukan dengan baik.
e.
Urutan
Bila hendak mencapai belajar yang otentik, rangkaian organisasi atau
urutan dari belajar dengan penuh makna harus dengan sendirinya bermakna pula.
f.
Evaluasi
Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara melaporkan hasil pelajaran
yang dapat dicapai dan dapat memberi laporan tentang siswa kepada siswa itu
sendiri serta kepada orang tuanya dan kita pelaku pembelajaran.
4.
Kelas yang menyenangkan
Kelas adalah
lingkungan sosial bagi anak/siswa, dimana di dalam kelas terjadi proses
interaksi baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Di dalam kelas juga
terjadi kontak secara fisik dimana siswapun akan berhubungan dengan segala fasilitas
yang ada di dalam kelas. Oleh karena itu kelas harus di disain sedemikian rupa
oleh guru sehingga kelas merupakan lingkungan yang menyenangkan bagi siswa
dalam tugas dan peranannya di dalam kelas sebagai peserta didik dan tugas serta
peranannya dalam perkembangan peserta didik maupun emosionalnya.
Oleh karena
itu kelas harus memenuhi syarat-syarat yang menggambarkan sebagai kelas yang baik dan menyenangkan:
-
Kelas
itu harus rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
-
Kelas
harus memiliki/memperoleh cukup cahaya yang meneranginya
-
Sirkulasi
udara dari dalam dan luar kelas harus cukup
-
Perabot
dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi
-
Jumlah
siswa tidak melibihi dari 40 orang.
Kelas nyaman meliputi:
- Penataan
ruang kelas, kelas menjadi terasa nyaman sebagai tempat untuk belajar dan
bermain bagi siswa bila ruangan kelas tertata dengan rapi. Penempatan setiap fasilitas dalam kelas mengikuti
asas estetis (keindahan) dan asas safety (keamanan).
- Penataan
perabot kelas, kelas yang nyaman dimana perabot kelas yang dimiliki tidak harus
mahal akan tetapi perabot tersebut ditempatkan pada tempat yang tepat sehingga
tidak menggangu kegiatan belajar dan dari sisi kebersihan terjaga dengan baik,
serta tidak menimbulkan rasa tidak aman bagi siswa.
Prasarat dalam mengembangkan
perancangan sarana fisik dan perlengkapan kelas tergantung pada empat faktor
yaitu:
a.
Aspek fungsional
Dilihat dari
kesesuaian dengan kebutuhan akan ruang, memperhatikan norma kenyamanan dari
pandangan arsitektur dan kaidah internasional, serta terhindar dari kebisingan
dan kegiatan yang membutuhkan ketenangan di sekitar kelas.
b.
Aspek Konstruksi
Memiliki
keterpenuhan dan pemanfaatan bahan lokal yang berkualitas yang dapat ditangani
oleh pekerja lokal, memenuhi tuntutan kekhasan bangunan lokal, dapat dipadukan
dengan bahan modern dalm upaya memenuhi kebutuhan jangka panjang dan
pemeliharaan yang murah serta pemilihan metode konstruksi dan bahan yang tahan terhadap gangguan dan kerusakan alam.
c.
Estetika
Memiliki
kesesuaian dengan kebutuhan ruang yang layak untuk kemanusiaan, terintegrasi
secara visual dengan masyarakatnya, menarik bagi peserta belajar dan masyarakat
untuk mengambil manfaat keberadaannya serta mempertimbangkan secara sempurna
tuntutan arsitektur.
d.
Pembiayaan
Masih dalam
batas pertimbangan kebutuhan arsitektur baik dilihat dari biaya per unit, biaya
per satuan peserta belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar