Rabu, 05 April 2017

PENGATURAN KONDISI DAN MENCIPTAKAN IKLIM BELAJAR




1.      Kondisi dan Situasi Belajar Mengajar
a.      Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar memberikan pengaruh terhadap hasil bejar anak. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan pendidikan peserta didik.
·     Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran; Ruang Kelas, Ruang Laboratorium, Ruang Serbaguna/Aula. 
·        Pengaturan tempat duduk; Pola berderet atau berbaris-belajar, Pola susun berkelompok, Pola formasi tapal kuda, Pola lingkaran atau persegi.
·         Ventilasi dan pengaturan cahaya. 
·         Pengaturan penyimpanan barang-barang.
b.      Kondisi Sosio Emosional
Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. 
·         Tipe kepemimpinan guru, artinya adalah fungsi yang melekat pada guru ketika berada dalam kelas. Gaya apa yang muncul ketika guru melaksanakan peran sebagai pemimpin dalam pembelajaran di kelas.  Apakah gaya otoriter segala sesuatunya diatur dan diarahkan oleh sendiri dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat didalamnya, atau gaya demokrasi dimana terjadi proses timbal balik antara guru dan murid sesuai dengan peranannya masing-masing. 
·         Sikap guru, sikap yang diperlihatkan oleh guru di depan kelas atau di luar kelas yang akan mempengaruhi mood anak, apakah anak merasa tertarik dengan sikap guru atau malah tidak tertarik.  Sikap yang baik sebagai seorang guru, bapak/ibu, kakak, orang dewasa yang memberikan bimbingan tentunya adalah hal yang paling baik diperlihatkan. 
·    Pembinaan hubungan baik, hubungan antara guru dengan murid harus dibangun berdasarkan fungsi masing-masing dalam konteks belajar mengajar dikelas, akan tetapi apabila memungkinkan dapat juga dibangun sifat-sifat kekeluargaan dan keakraban yang menyebabkan siswa merasa nyaman dan aman berhubungan seperti dengan orang tuanya.
c.       Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas. 
·      Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya.  Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri pelajaran guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila belum maka masa jeda itu terlalu lama.
·     Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari terjadinya keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti berlarian kesana kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada fasilitas kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut. 
·      Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru.  Guru harus memahami karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan munculnya konflik diantaranya.
·      Upacara bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara bendera. 
·     Kegiatan lain; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan social.
d.      Kondisi Administrasi Teknik
Kondisi administrasi teknik akan turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di dalam kelas. 
·      Daftar presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi akan memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Keterdukungan dari sisi keteraturan dalam presensi akan memberikan efek psikologis terhadap siswa karena terjadi keadilan dalam perlakuan. 
·        Ruang bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan pada siswa yang secara emosional memiliki masalah.  Hal terpenting dari ruang bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan ketika harus berhubungan dengan guru disana. 
·    Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawannya, dengan fasilitas dan guru. 
·      Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain siswa, akan memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas.  Bau sampah, berserakan dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa. 
·       Catatan pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan siswanya. Perlakuan-perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa dapat dilihat dari catatan-catatan tentang siswa.

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
a.      Faktor intern; 
Faktor intern yang dimaksudkan adalah kondisi internal dari siswa itu sendiri seperti kondisi jasmaniah siswa, apakah secara fisik siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kondisi Psikologis, apakah siswa tidak sedang mengalami atau merasakan adanya masalah, sehingga mengganggu konsetrasinya. Kondisi kelelahan, baik secara fisik maupun mental siswa mengalami kelelahan. Lebih jelasnya kondisi-kondisi tersebut dapat dilihat di bawah ini; 
·         Jasmaniah; Faktor-faktor kesehatan atau kelainan fungsi pada tubuh jasmaniah siswa akan memberikan pengaruh terhadap kegiatan belajar yang diikutinya. 
·         Psikologis; Intelegensi, perhatian, minat bakat, motif, kematangan, kesiapan.
·         Kelelahan; Kelelahan baik jasmaniah maupun rohanian akan memberikan pengaruh buruk terhadap proses dan hasil belajar anak.
b.      Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah unsur lingkungan luar diri dari siswa itu sendiri.  Kondisi-kondisi dalam keluarganya di rumah, keadaan sekolah, dan kondisi masyarakat sekitar rumah dan sekolah akan memberikan pengaruh terhadap konsentrasi dan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

3.      Mengajar yang efektif
Mengajar adalah membimbing siswa agar mereka mengalami proses belajar.  Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif.  Prinsip mengajar yang efektif;

a.      Konteks
Konteks yang baik meliputi: 1) dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat, 2) terdiri dari pengalaman aktual dan konkret, 3) pengalaman konkret yang dinamis merupakan alat untuk menyusun pengertian, bersifat sederhana, dan pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi.
b.      Fokus
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki cirri-ciri; 1) Memobilisasi tujuan, 2) memberi bentuk dan uniformitas pada belajar, 3) Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.
c.       Sosialisasi
Kondisi sosial pada suatu kelas banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar yang sedang berlangsung di kelas tersebut.
d.      Individualisasi
Dalam mengorganisasikan kelas guru harus memperhatikan taraf kesanggupan siswa dan menstimulasinya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan dengan baik.
e.      Urutan
Bila hendak mencapai belajar yang otentik, rangkaian organisasi atau urutan dari belajar dengan penuh makna harus dengan sendirinya bermakna pula.
f.        Evaluasi
Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara melaporkan hasil pelajaran yang dapat dicapai dan dapat memberi laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri serta kepada orang tuanya dan kita pelaku pembelajaran.

4.      Kelas yang menyenangkan
Kelas adalah lingkungan sosial bagi anak/siswa, dimana di dalam kelas terjadi proses interaksi baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Di dalam kelas juga terjadi kontak secara fisik dimana siswapun akan berhubungan dengan segala fasilitas yang ada di dalam kelas. Oleh karena itu kelas harus di disain sedemikian rupa oleh guru sehingga kelas merupakan lingkungan yang menyenangkan bagi siswa dalam tugas dan peranannya di dalam kelas sebagai peserta didik dan tugas serta peranannya dalam perkembangan peserta didik maupun emosionalnya.
Oleh karena itu kelas harus memenuhi syarat-syarat yang menggambarkan sebagai kelas yang baik dan menyenangkan:
-          Kelas itu harus rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
-          Kelas harus memiliki/memperoleh cukup cahaya yang meneranginya
-          Sirkulasi udara dari dalam dan luar kelas harus cukup
-          Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi
-          Jumlah siswa tidak melibihi dari 40 orang.
Kelas nyaman meliputi:
-     Penataan ruang kelas, kelas menjadi terasa nyaman sebagai tempat untuk belajar dan bermain bagi siswa bila ruangan kelas tertata dengan rapi.  Penempatan setiap fasilitas dalam kelas mengikuti asas estetis (keindahan) dan asas safety (keamanan).
-       Penataan perabot kelas, kelas yang nyaman dimana perabot kelas yang dimiliki tidak harus mahal akan tetapi perabot tersebut ditempatkan pada tempat yang tepat sehingga tidak menggangu kegiatan belajar dan dari sisi kebersihan terjaga dengan baik, serta tidak menimbulkan rasa tidak aman bagi siswa.
Prasarat dalam mengembangkan perancangan sarana fisik dan perlengkapan kelas tergantung pada empat faktor yaitu:
a.      Aspek fungsional
Dilihat dari kesesuaian dengan kebutuhan akan ruang, memperhatikan norma kenyamanan dari pandangan arsitektur dan kaidah internasional, serta terhindar dari kebisingan dan kegiatan yang membutuhkan ketenangan di sekitar kelas.
 
b.      Aspek Konstruksi
Memiliki keterpenuhan dan pemanfaatan bahan lokal yang berkualitas yang dapat ditangani oleh pekerja lokal, memenuhi tuntutan kekhasan bangunan lokal, dapat dipadukan dengan bahan modern dalm upaya memenuhi kebutuhan jangka panjang dan pemeliharaan yang murah serta pemilihan metode konstruksi  dan bahan yang tahan terhadap gangguan  dan kerusakan alam.
c.       Estetika
Memiliki kesesuaian dengan kebutuhan ruang yang layak untuk kemanusiaan, terintegrasi secara visual dengan masyarakatnya, menarik bagi peserta belajar dan masyarakat untuk mengambil manfaat keberadaannya serta mempertimbangkan secara sempurna tuntutan arsitektur.
d.      Pembiayaan
Masih dalam batas pertimbangan kebutuhan arsitektur baik dilihat dari biaya per unit, biaya per satuan peserta belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar