Minggu, 11 April 2021

Makalah Penggunaan SIM di Sekolah Dasar

 

INOVASI DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN DASAR

 

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Problematika Pembelajaran Pendidikan Dasar

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Zulela MS, M.Pd

 



 

 

 

 

 

 

 

 


Disusun oleh:

 

Robiatul Munajah           991910210016

 

 

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020

DAFTAR ISI

 

COVER

DAFTAR ISI

BAB I   PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
  2. Rumusan Masalah
  3. Tujuan

BAB II  PEMBAHASAN

  1.  Organisasi Ideal dalam Pendidikan Dasar
  2. Teori Filosofis Tentang Organisasi Ideal dalam Pendidikan Dasar
  3. System Informasi Manajemen dalam Organisasi Pendidikan Dasar
  4. Kelebihan Menggunakan System Informasi Manajemen dalam Organisasi Pendidikan Dasar
  5. Kelemahan Menggunakan System Informasi Manajemen dalam Organisasi Pendidikan Dasar
  6. Hasil Penelitian yang Relevan

BAB III  KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Untuk dapat menampilkan kinerja organisasi yang memuaskan atau tidak, diperlukan perubahan oganisasi yang bersifat strategis. Cara kerja organisasi yang masih menganut asas “seperti sedia kala” tidak lagi memadai di masa yang akan datang, di tengah persaingan yang bersifat lokal dan domestik bahkan regional dan global. Organisasi yang ingin meningkatkan produktivitas dan efektivitasnya, pada akhirnya menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa depan, memerlukan cara berpikir dan bertindak yang inovatif. Inovasi dapat menyangkut penciptaan produk baru (baik dalam arti barang atau jasa), struktur baru, hubungan baru dan bahkan juga kultur baru (Siagian, 2007).

Ciri-ciri utama organisasi masa depan, menurut Alfin Toffler (1970), seorang futuris yang terkenal itu, mengungkapkan tiga hal yaitu fleksibilitas, kreativitas dan inovasi. Salah satu tugas dan fungsi manajerial yang makin mendesak dan penting di masa mendatang adalah mengelola perubahan strategis yang berkarakteristik diantaranya integrasi strategi organisasi dengan strukturnya, teknologi yang digunakan serta sumber daya manusia di dalamnya. Organisasi berinovasi merupakan tuntutan dari transformasi organisasi yang tidak lagi semata pengembangan organisasi manakala suatu organisasi belum mampu menampilkan performa yang memuaskan, atau tidak mampu menyesuaikan perubahan lingkungan eksternal yang demikian kompetitif, dan skala organisasi masih kecil dan bertumbuh pesat.

Lembaga pendidikan merupakan sistem organisasi yang memiliki peran vital dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi dan perdagangan bebas. Untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas memerlukan suatu sistem pelayanan pendidikan yang berkualitas dan untuk itu semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kependidikan dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan mutu pendidikan. 

Sekolah harus dapat memberikan pelayanan terbaik kepada siswa dan orang tua siswa. Informasi tentang proses belajar mengajar dan perkembangannya harus diterima oleh siswa dan orang tua siswa secara tepat, cepat dan akurat. Semakin cepat informasi sampai ke siswa dan orang tua siswa, maka semakin cepat juga perbaikan mutu pendidikan siswa.

Suatu sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi, yang diharapkan dapat menunjang tugas-tugas para pegawai di suatu organisasi, para manajer, atau pengguna jasa organisasi tersebut beserta unsur-unsur pokok yang terdapat dalam lingkungan organisasi. Dalam keadaan pandemik seperti saat ini system online juga dapat dimanfaatkan dan sangat membantu dalam semua aspek kegiatan manajemen organisasi sekolah.  

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana organisasi yang ideal dalam pendidikan dasar?

2.      Apa teori filosofis tentang organisasi ideal dalam pendidikan dasar?

3.      Bagaimana penerapan system informasi manajemen dalam organisasi pendidikan dasar?

4.      Apa kelebihan menggunakan system informasi manajemen dalam organisasi pendidikan dasar?

5.      Apa kelemahan menggunakan system informasi manajemen dalam organisasi pendidikan dasar?

6.      Apakah ada penelitian terbaru yang mengkaji mengenai system informasi manajemen dalam organisasi pendidikan dasar?

 

 

  1. Tujuan

1.      Untuk mengetahui dan meninjau bagaimana system organisasi ideal dalam pendidikan dasar.

2.      Untuk mengetahui dan memahami arti filosofis mengenai organisasi ideal dalam pendidikan dasar.

3.      Untuk mengetahui dan meninjau penerapan system informasi manajemen dalam organisasi pendidikan dasar.

4.      Untuk mengetahui dan meninjau kelebihan menggunakan system informasi manajemen dalam organisasi pendidikan dasar.

5.      Untuk mengetahui dan meninjau kelemahan menggunakan system informasi manajemen dalam organisasi pendidikan dasar.

6.      Untuk mengetahui dan menganalisis hasil penelitian mengenai system informasi manajemen dalam organisasi pendidikan dasar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORI

 

A.    Organisasi Ideal dalam Pendidikan Dasar

J.R. Schermerhorn mengatakan “Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common purpose.” Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Sementara Philiph Selznick menjelaskan bahwa organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Organisasi adalah keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia yang masing-masing memiliki fungsi dalam mencapai tujuan. Secara sederhana dijelaskan oleh Smither “organizations is social entities with identifiable boundaries that are goal directed and have deliberately structured activity system”.

Bayle berpendapat organisasi adalah kumpulan sejumlah orang yang bekerjasama dalam pembagian kerja untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pemberian makna ini mencakup organisasi dalam perspektif yang luas. Karena itu, organisasi merupakan fakta yang hidup dan berkembang dalam kehidupan manusia baik dalam konteks keperluan individu apalagi dalam kaitannya dengan keperluan masyarakat, komunitas, dan bangsa.

Organisasi dalam dinamika kehidupannya berinteraksi dengan lingkungan eksternal selain mamanfaatkan sumberdaya dalam lingkungan internal. Lebih lanjut Bayle menjelaskan bahwa organisasi sebagai sistem terbuka adalah di dalamnya berlangsung transformasi sumberdaya manusia dan sumberdaya pisik sebagai input dari lingkungan menjadi barang-barang dan jasa yang dikembalikan kepada lingkungan yang mengkonsumsinya. Kemudian barang-barang dan jasa pelayanan diciptakan melalui kegiatan pekerja yang mentranspormasikan sumberdaya masukan ke dalam hasil sebagai keluaran. Semua ini dimungkinkan terjadi karena ada interaksi organisasi apapun jenisnya dengan lingkungan eksternal (Rifa, 2019).

Dalam perspektif Max Weber, terdapat 7 prinsip dasar yang perlu diterapkan dalam membangun organisasi agar dapat mencapai tujuannya. Ketujuh prinsip tersebut adalah:

1)      Pembagian kerja. Pekerjaan dipecah-pecah sehingga jelas pembagian masing-masing anggota.

2)      Hirarki kewenangan yang jelas. Struktur organisasi disusun bertingkat dan memastikan jabatan yang lebih rendah berada di bawah supervisi dan kontrol dari yang lebih tinggi. Garis komando dan garis koordinasi diciptakan untuk memperjelas alur pelaporan diantara anggota organisasi.

3)      Formalisasi yang tinggi. Untuk mengatur perilaku anggota organisasi, perlu disusun peraturan dan prosedur formal sebagai sebuah sistem. Poin ini sangat relevan dengan besaran organisasi. Semakin organisasi tumbuh besar, maka perlu ada formalisasi agar semua hal berjalan standar.

4)      Impersonal. Tindakan dan keputusan yang berlaku di dalam organisasi tidak melibatkan perasaan pribadi. Tidak diperbolehkan konflik kepentingan berperan dalam pengambilan keputusan.

5)      Keputusan personalia berdasarkan kemampuan. Keputusan tentang promosi, seleksi, didasarkan atas kualifikasi, keberhasilan atau prestasi. Organisasi harus menciptakan sistem berjalan yang sesuai dengan kapasitasnya.

6)      Adanya jenjang karir bagi anggota organisasi. Prinsip ini mengasumsikan bahwa keanggotaan organisasi seseorang adalah seterusnya (continuous basis). Dengan jenjang karir diharapkan anggota dapat mengejar karir dan menjaga komitmen terhadap organisasi.

7)      Pemisahan yang jelas kehidupan pribadi dan organisasi. Dalam organisasi ideal, pengambilan keputusan dilakukan semaksimal mugkin berjalan rasional. Artinya, anggota organisasi harus dapat memisahkan kehidupan pribadi dengan kehidupan organisasi.

Organisasi yang efektif adalah organisasi yang di dalamnya terdapat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan harapan dan kemampuan mencapai hasil yang diharapkan oleh sebuah lembaga. Ini berlaku untuk untuk semua oraganisasi termasuk lembaga sekolah. Khususnya lembaga sekolah untuk kemudian dikenal dengan istilah sekolah efektif. Sekolah efektif memiliki karakteristik kepemimpinan instruksional (kepala sekolah) yang kuat, dedikasi atau performansi guru yang tinggi, melaksanakan kegiatan dan pengembangan akademik, pemantauan atas kemajuan belajar dan hasil siswa, dan hubungan sekolah dengan keluarga saling mendukung sehingga siswanya mencapai hasil belajar yang ditargetkan pada bidang kecakapan dasar dibuktikan dengan angka tes yang standar. Adapun pemberdayaaan sekolah adalah segenap upaya yang dilakukan oleh seluruh komponen sekolah agar sekolah dapat diberdayakan melalui keefektifan, keunggulan, dan keberhasilan sekolah. Dikatakan efektif jika hasil belajar siswa mencapai hasil sesuai target yang sudah ditentukan lembaga. Disebut unggul karena memiliki standar akademik yang tinggi untuk semua mata pelajaran dibuktikan dengan hasil tes dengan prosedur yang benar, dan dikatakan berhasil manakala memiliki komitmen yang kuat terhadap tujuan, siswanya mampu berpencapaian dan mendemonstasikan kemampuan intelektualnya melalui tes yang standar, memiliki moral dan etika serta estetika yang tinggi. Mengukur kualitas sekolah dapat digunakan tingkatan keefektifan, keunggulan, dan keberhasilan, untuk kemudian pada semua tingkatan tersebut dapat ditentukan standar pelayanan minimal penyelenggaraan persekolahan (Ibrohim, 2009).

Berdasarkan hasil kajian teori dan penelitian ahli, sekolah sebagai organisasi pendidikan dapat diartikan bahwa organisasi sekolah memerlukan kebijakan manajemen yang dapat memberikan ruang bagi tumbuh kembangnya kreatifitas dan inovasi dalam organisasi sekolah. Salah satu inovasi dalam organisasi adalah pengembangan system informasi manajemen berbasis teknologi. Untuk keefektifan dalam pengelolaan organisasi diperlukannya profesionalitas dan sinergitas dari berbagai individu di dalamnya serta media yang memadai untuk kemajuan organisasi.

B.     Teori Filosofis Tentang Organisasi Ideal dalam Pendidikan Dasar

Bicara mengenai organisasi ideal dalam pendidikan dasar, tidak lepas dari organisasi yang efektif. Sergiovanni mengetengahkan pendapat beberapa ahli tentang keefektifan, yaitu Etzioni dimana beliau mengatakan bahwa keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya, Steers mengemukakan bahwa keefektifan organisasi menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang akan dicapai, dan Tobert berpendapat bahwa keefektifan organisasi adalah kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuannya. Karena itu, keefektifan organisasi adalah kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan harapan dan kemampuan mencapai hasil yang diharapkan.( Sergiovanni, T, J, The Princupalship Reflective Practice Perspective. Boston : Allyn Bacon, 1987).

Generalisasi keefektifan dari uraian tersebut menunjukkan bahwa organisasi akan lebih efektif apabila kelompok-kelompok informal, kebutuhan-kebutuhan individu, dan tujuan-tujuan birokrasi berperan secara bersama atau saling berfungsi secara optimal satu sama lainnya yang didukung oleh variabel teknologi, perkembangan lingkungan, kesempatan baik, kecakapan perorangan dan motivasi yang kuat. Persyaratan utama mencapai keefektifan organisasi menurut Ewell dan Lisensky adalah dengan memahami cara-cara berbeda dimana sebuah organisasi bisa bersifat efektif. Karenanya, pemimpin organisasi tidak hanya mengidentifikasi dimensi-dimensi kritis performansi lembaga saja, tetapi juga memobilisasi organisasi kearah keefektifannya.

Slater dan Teddie mengemukakan bahwa keefektifan organisasi dibatasi oleh konteksnya, sehubungan dengan hal ini Creemers berpendapat bahwa model-model keefektifan sekolah terdiri dari tiga level yaitu sekolah, kelas, dan latar belakang siswa sebagai konteksnya. Ketiga unsur keefektifan tersebut dalam konteks sekolah adalah manajemen dan kepemimpinan pada level sekolah, kesiapan staf pengajar pada level kelas, dan kesiapan belajar serta hasil belajar pada level siswa (Sergiovanni, T.J dan Starrat, R.J, Supervision Human Perspective. New York : McGraw Hill Book Company, 1983).

Arti penting itu dihubungkan dengan tingkat keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tingkat produktifitas yang tinggi dan juga berkualitas. Edmonts dalam Ornstein dan Levine telah mengidentifikasi keefektifan sekolah sebagai berikut : (1) kepemimpinan yang kuat (strong leadership), (2) iklim hubungan manusia yang teratur (an ordery human climate), (3) pemantauan terhadap kemajuan siswa (frequent monitoring of student progress), (4) harapan yang tinggi bagi semua siswa (high expectation and requirements for all students), dan (5) fokus pengajaran harus pada siswa (focus on teaching important skill to all students). (World Bank Study, Indonesian Sugested Priorities for Education (Devisi Sumberdaya Manusia, 1997). Tipologi keefektifan sekolah menurut Salter dan Teddie adalah berfungsinya tiga faktor utama yaitu : (1) ketetapan administrative, (2) kesiapan guru, dan (3) kesiapan siswa. Jadi sekolah yang tidak efektif dimana administrasinya tidak tepat, guru-guru tidak dipersiapkan belajar dengan baik. Sedangkan sekolah yang efektif sebaliknya, sekolah cenderung untuk maju atau mundur adalah merupakan gambaran dari keefektifan sekolah. (Gorton, R. A, School Administration, Challenge and Opportunity for Leadership (Iowa : Brown Company Publishers, 1976).

Untuk memenuhi keefektifan organisasi secara umum ada empat pendekatan menurut Krakower, yaitu: (1) keefektifan dipusatkan pada hasil (goal achievment), (2) penekanan pada spesifikasi prosedur pengembangan organisasi yang konsisten secara aktual terhadap kebutuhan yang dikelola administrator (management processes), (3) menggambarkan proses internal dengan mempertegas hubungan antara personal organisasi (organizational climate), dan (4) keserasian hubungan (environmental adaptation) di lingkungan organisasi maupun di luar berbagai organisasi. Sedangkan Cameron mengemukakan ada empat pendekatan keefektifan organisasi, yaitu model : sistem sumber daya, proses internal, sistem terbuka, dan kepuasan partisipan. Pendekatan proses internal memusatkan pada proses pengelolaan, pengolahan informasi, dan pembuatan keputusan dalam organisasi yang semuanya merupakan pekerjaan manajerial.

Tercapainya tujuan sekolah pada hakekatnya tergantung pada tingkat berfungsinya seluruh komponen organisasi secara optimal. Penelitian tentang sekolah yang efektif menurut Moejiarto masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Dari ribuan proyek penelitian dan informasi berbagai problematika pendidikan menurut Ahmadi hamper 80% berkisar sekitar permasalahan pengembangan kurikulum, kemasan bahan pelajaran, metode dan media pengajaran, pendidikan dan pelatihan guru, dan hal-hal lain yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar (PBM). Sedangkan permasalahan struktural (manajemen kelembagaan pendidikan serta permasalahan fundasional, teori dan konsep yang melandasi upaya pendidikan) hampir belum mendapat sentuhan dan perhatian yang memadai. (Bappenas, School Based Management. Jakarta: Bappenas bekerjasama dengan Bank Dunia, 1999). Oleh karena itu memang dapat difahami jika dampak dan kontribusi dari berbagai upaya inovasi pendidikan cenderung bersifat sporadic, piecemical dan incremental terhadap peningkatan kinerja sistem pendidikan (Ibrohim, 2009).

Salah satu dasar pemikiran yang dominan dalam perjalanan evolusi konsep model organisasi adalah prinsip Max Weber tentang organisasi ideal. Konsep Max Weber tersebut kemudian dikenal dengan istilah birokrasi. Birokrasi itu sendiri berasal dari gabungan kata biro (bureau) yang artinya kantor, tempat kerja, officedesk dan krasi (kratia/kratos) yang artinya kekuatan atau peraturan. Sebagai teori manajemen klasik, konsep Max Weber mengenai prinsip organisasi ideal dan birokrasi memberikan pondasi bagi munculnya pemikiran-pemikiran baru perihal model organisasi.

Perlunya pengembangan organisasi, pengembangan organisasi lebih dikenal dengan organization development (OD). Teori dan praktik OD didasarkan pada beberapa asumsi penting yakni :

1.      Manusia sebagai individu. Dua asumsi penting yang mendasari OD adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan orang tidak hanya berpotensi, dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak mungkin pada organisasi. OD bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor dalam organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi.

2.      Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi yang menerapkan OD harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan diakui perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam organisasi perlu ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan, orang akan mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian performansi kelompok akan lebih efektif.

3.      Manusia sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok-kelompok dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut. Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada tingkat manajernya, koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif dari pada bila segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi.

Ada beberapa alasan mengapa pengembangan organisasi penting. Alasan akan pentingnya pengembangan Organisasi yaitu:

1.      Perubahan adalah pertanda kehidupan,

2.      Perubahan memberikan harapan,

3.      Pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan, dan

4.      Pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru (perubahan).

Terkait dengan pengembangan organisasi, ada beberapa pengertian, yaitu:

1.      Pengembangan organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.

2.      Pengembangan organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi.

3.      Pengembangan organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi.

4.      Pengembangan organisasi lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran perubahan.

5.      Pengembangan organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan.

 

C.    System Informasi Manajemen dalam Organisasi Pendidikan Dasar

Berdasarkan riset (Alsammarry et al., 2016) pengembangan Sistem Manajemen Pendidikan di Sekolah Dasar terdiri dari empat aspek, sebagai berikut:

1.      Input terdiri dari delapan sub-faktor: administrator, guru, orang tua dan masyarakat, kurikulum, penganggaran, media dan teknologi, sumber pembelajaran dan siswa;

2.      Proses terdiri dari empat sub-faktor: administrasi akademik, penganggaran administrasi, administrasi personil dan administrasi umum bahwa setiap sub-faktor telah didorong oleh Proses PDCA;

3.      Output terdiri dari satu sub-faktor: kualitas manajemen pendidikan sekolah;

4.      Umpan balik terdiri dari satu sub-faktor; laporan pertanggungjawaban, sebagai berikut: a) Aspek input termasuk dengan delapan sub-factor berikut: Administrator, Guru, Orang Tua dan Masyarakat, Penganggaran, Kurikulum, Media dan Teknologi, Sumber Pembelajaran, Peserta Didik; b) Aspek proses termasuk dengan empat sub-faktor sebagai berikut: Akademik Administrasi, Administrasi Penganggaran, dan Administrasi Umum; c) Output termasuk dengan satu sub-faktor: Kualitas Manajemen Pendidikan Sekolah; d) Aspek umpan balik termasuk dengan satu sub-aspek: laporan pertanggungjawaban. Digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 1. Sistem Manajemen Pendidikan di Sekolah (Alsammarry et al., 2016)

SIM menyediakan informasi bagi para pengelola pendidikan untuk pengambilan keputusan yang bersifat taktis. SIM menyediakan informasi strategis yang diperlukan untuk menentukan langkah pendidikan. Secara teoritis, SIM akan sangat membantu para pengelola pendidikan dari berbagai tingkatan dalam melakukan tugasnya. Kegiatan dalam lingkungan sekolah dalam kegiatan belajar mengajar, administrasi keuangan, penanganan administrasi sekolah, sistem informasi manajemen semakin berkembang tentu saja dengan dukungan teknologi yang semakin maju pula.

Sekolah yang belum menerapkan Sistem Informasi Manajemen bisa dikatakan sekolah yang belum update dan masih ketinggalan jaman, karena sekarang semua kegiatan sekolah lebih menguntungkan bila menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Sebagai contoh pada sistem penerimaan siswa baru, Sistem Informasi Manajemen dibutuhkan untuk memudahkan calon siswa untuk mendaftar ke sekolah tersebut, misalkan lewat sistem online. Dalam keadaan pandemik seperti saat ini system online juga dapat dimanfaatkan untuk semua aspek kegiatan manajemen organisasi sekolah.

Pihak sekolah dengan mudah menyimpan data calon siswa untuk diolah lebih lanjut dalam database. Bila tidak menerapkan Sistem Informasi Manajemen, ada kemungkinan repot dalam mengurus data calon siswanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen di dunia pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah menyangkut tujuan pendidikan, manusia yang melakukan kerja sama, dan melakukan suatu proses sistemik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu cabang ilmu manajemen pendidikan yang mempelajari penataan sumber daya manusia, kurikulum, fasilitas sumber belajar, dana serta upaya mencapai tujuan lembaga secara dinamis. Ada beberapa tujuan dibentuknya suatu sistem informasi manajemen sekolah, antara lain :

1.      Bagi pihak sekolah

a.       Mempermudah proses pengelolaan data akademik dan non akademik.

b.      Menyediakan suatu laporan perkembangan siswa dalam proses pengajaran.

c.       Menyediakan suatu laporan perkembangan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.

d.      Menjadi panduan untuk membuat peraturan sekolah.

e.       Berperan sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dan orang tua siswa tanpa batasan waktu dan tempat.

f.        Menjadi media promosi yang memperkenalkan sekolah.

g.      Sebagai sarana perluasan informasi atau pengetahuan.

2.      Bagi pihak orang tua siswa

Mempermudah orang tua dalam memonitor perkembangan anak (siswa) di sekolah.

3.      Bagi siswa

a.       Menyediakan suatu media bagi siswa untuk memantau perkembangan baik dari sisi akademik maupun non akademik.

b.      Membantu siswa dalam memperoleh informasi mengenai mata pelajaran yang disajikan di sekolah dan meningkatkan prestasi siswa melalui database bahan pelajaran dan soal latihan.

c.       Membantu siswa dalam persiapan sebelum memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, merencanakan karier, dan mengembangkan kemampuan sosial atas dasar informasi dan pengetahuan akan dirinya sendiri, sekolah, lingkungan kerja, dan masyarakat.

Sedangkan ruang lingkup standar sistem informasi manajemen sekolah meliputi :

1.       Sistem Informasi Profil Sekolah Merupakan sistem utama dari sekolah. Isi yang ada di dalamnya berupa data sekolah yang terhubung dengan standar kode pengenal sistem informasi manajemen sekolah dari jaringan pendidikan nasional. Standar kode digunakan sebagai alat bagi dinas pendidikan daerah untuk memperoleh informasi mengenai suatu sekolah. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dinas pendidikan dalam membuat suatu keputusan menyangkut pengembangan setiap sekolah.

2.       Sistem Informasi Manajemen dan Administrasi Personalia Subsistem informasi manajemen sekolah ini berkaitan dengan tenaga pengajar sekolah. Isinya antara lain pengelolaan penerimaan pegawai honorer, data mengenai jumlah tenaga pengajar sementara dan tetap, tunjangan, profil tenaga pengajar, dan evaluasi kemampuan tenaga pengajar.

3.       Sistem Informasi Manajemen Kesiswaan Sekolah Terpadu Subsistem yang berkaitan dengan pengelolaan informasi mengenai siswa sekolah. Manajemen atau pengelolaan informasi dilakukan dengan menggunakan nomor induk siswa nasional atau NISN.

4.       Sistem Informasi Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah Subsistem yang mempermudah pengelolaan inventarisasi sarana dan prasarana sekolah, persediaan, dan laporan mengenai pengelolaan peralatan dan perlengkapan sekolah. Fungsi lainnya adalah perencanaan biaya mengenai penyediaan dan perawatan seluruh inventaris sekolah. Hal ini akan mendukung pihak manajemen sekolah dalam menganalisa kebutuhan operasional sekolah selama satu periode pengajaran.

5.       Sistem Informasi Manajemen Kegiatan Akademik Merupakan subsistem dasar manajemen pendidikan di sekolah. Terdiri dari 4 sudut pandang dengan struktur sebagai berikut :

a.       Sudut pandang dewan kurikulum

b.      Sudut pandang tenaga pengajar

c.       Sudut pandang pihak pengusaha / eksekutif

d.      Sudut pandang siswa

6.       Sistem Informasi Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Sekolah Subsistem yang berkaitan dengan manajemen keuangan sekolah. Isinya meliputi perencanaan anggaran pendapatan dan pembiayaan sekolah (RAPBS), laporan mengenai transaksi pendapatan dan pengeluaran sekolah, dan sistem akuntansi yang terstruktur.

7.       Situs Layanan Informasi Sekolah dan Masyarakat Merupakan media untuk menghubungkan berbagai pihak baik pihak dalam sekolah maupun luar sekolah. Hal ini bertujuan untuk menyediakan suatu layanan informasi mengenai sekolah/publikasi, menjelaskan berbagai hubungan dengan pihak sponsor sekolah, dan menyediakan wadah bagi berbagai pihak untuk membagikan ide dan gagasan yang berkaitan dengan sekolah.

Berdasarkan hasil analisis data dan informasi yang dikumpulkan, pimpinan sekolah, wali kelas, guru, dan staf membutuhkan sebuah cara dan prosedur yang dapat memberikan kualitas pengolahan data dan penyajian data dan informasi yang lebih cepat dan akurat. Penggunaan SIM Akademik di Sekolah Dasar diharapkan dapat berguna sebagai sarana informasi. Dalam sistem ini diharapkan masalah yang difokuskan kepada data dan informasi mengenai siswa, kepegawaian, nilai, penerimaan siswa baru, keuangan, dan sarana prasarananya lengkap dengan modul pemasukan data, pengolahan, dan pembuatan laporan, serta data yang ada dapat digunakan untuk pembuatan informasi lain sesuai dengan kebutuhan menggunakan software lain seperti Microsoft Excel dan Microsoft Word atau yang lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Telem (Demir, 2003:33) yang menyatakan bahwa sistem informasi manajemen yang dirancang untuk menyesuaikan struktur, tugas manajemen, proses pembelajaran dan kebutuhan khusus dari sekolah. Selain itu, dengan dibangunnya sebuah SIM Akademik ini, diharapkan dapat berguna sebagai alat bantu pihak sekolah dalam penyampaian informasi kepada siswanya atau orangtua/wali secara cepat, tepat dan uptodate, sehingga kinerja suatu pekerjaan dapat diwujudkan lebih maksimal. Selain itu juga untuk kebutuhan pengambilan keputusan dan kebutuhan pelaporan lainnya (Meirawan, 2013). Contoh aplikasi 5 Aplikasi Sekolah Terbaik di Indonesiayang digunakan dalam organisasi pendidikan:

Gambar 2. Fitur Equip by Hashmicro singapura

 

D.    Kelebihan Menggunakan System Informasi Manajemen dalam Organisasi Pendidikan Dasar

Untuk mengelola organisasi sekolah, perlu dikembangkan system informasi manajemen berbasis digital mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, system informasi manajemen tersebut dibangun dan dikembangkan untuk memenuhi standar Pendidikan Nasional Indonesia (Kornelis & Ock, 2014).

Dalam pengembangan sistem informasi manajemen pendidikan di Sekolah diperlukan beberapa tahapan yaitu tahapan analisis kebutuhan sistem informasi, tahapan perencanaan, tahapan desain atau perancangan, tahapan implementasi, dan tahapan evaluasi. Apabila tahapan ini dilaksanakan dengan benar maka sistem informasi manajemen pendidikan yang dibuat dapat membantu, memperlancar dan mempermudah pelaksanaan administrasi ketatausahaan sekolah, administrasi guru dan proses kegiatan belajar mengajar. Serta dengan tersedianya sistem informasi manajemen pendidikan tersebut secara otomatis pekerjaan akan lebih efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya sistem informasi manajemen pendidikan yang dibuat dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pelayanan informasi di Sekolah (Indonesia et al., 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan (Shah, 2014) mengenai manajemen pendidikan di Malaysia teknologi informasi dalam manajemen pendidikan adalah bidang yang relatif baru yang tidak hanya membutuhkan studi mendalam pada pemanfaatan sistem di sekolah tetapi juga pada dampaknya terhadap proses keberhasilan sekolah (Bisaso & (Inggris) Visscher, 2005. Demir (2006) lebih lanjut mendukung argumen ini yang menyatakan bahwa meskipun ada banyak studi tentang sistem informasi dalam kelas dan pengajaran, beberapa penelitian telah dilakukan pada penggunaannya dalam manajemen dan efeknya terhadap pengelolaan. Passey (2002) menyatakan bahwa salah satu bidang prioritas utama untuk penelitian di masa depan adalah manajemen sekolah yang efektif. Ada masalah di bidang ini baik dengan bentuk teknologi yang digunakan, dan dengan kurangnya teknik yang tersedia untuk memungkinkan pengguna untuk menggunakan data yang saat ini tersedia.

Penelitian dapat memiliki peran untuk mendukung upaya pendidikan dan praktek di bidang penggunaan system informasi manajemen. Tinjauan literatur secara keseluruhan menunjukkan dampak yang sangat positif dari penggunaan ICT di bidang manajemen pendidikan. Kepala sekolah dan keterampilan guru dalam bekerja dengan ICT telah berkembang secara signifikan selama bertahun-tahun dan mereka menggunakan ICT untuk mendukung berbagai kegiatan administratif baik di tingkat kelas maupun sekolah. Sistem informasi manajemen sekolah telah sangat meningkat selama dua dekade terakhir dan sebagian besar dari mereka menggabungkan beberapa fungsi penting yang diperlukan oleh administrasi sekolah; namun, setiap sekolah memiliki kebutuhan masing-masing. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi bidang perbaikan system informasi manajemen karena sebagian besar sistem ini tidak dikembangkan sesuai dengan kebutuhan berbasis website. Sistem ini biasanya diadopsi dari luar dan mungkin perlu peningkatan lebih lanjut sesuai dengan manajemen berbasis website. Seperti fulmer (1995) menunjukkan bahwa agar system informasi manajemen untuk dimanfaatkan secara efektif, harus dirancang melalui proses induktif yang mencakup pemangku kepentingan dari semua tingkatan organisasi agar lembaga pendidikan yang akan mengambil kepemilikan system benar-benar menggunakannya dengan baik. Pelatihan system informasi manajemen juga harus fokus pada menemukan cara untuk meningkatkan penggunaannya oleh kepala sekolah dan administrator. Pelatihan yang tepat dan kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan manfaat system informasi manajemen di bidang manajemen sekolah (Shah, 2014).

Berdasarkan kajian teori dan penelitian ahli dapat diterjemahkan beberapa kelebihan dalam penggunaan system informasi manajemen berbasis teknologi dalam organisasi sebagai berikut:

1.      Dengan adanya sistem informasi, teknologi komputerisasi dapat dikenalkan sejak dini atau di  tingkat pendidikan dasar.

2.      Dengan adanya sistem informasi manajemen berbasis teknologi kegiatan pembelajaran dapat terbantu, dalam akses bahan, media, dan sumber belajar.

3.      Orang-orang yang ada di daerah bisa merasakan kemajuan teknologi komputerisasi, terutama di bidang pendidikannya.

4.      Adanya sistem pemberlakuan absensi secara elektronik.

5.      Terdapatnya perpustakaan elektronik (e-library) yang membantu para pelajar ketika mencari bahan pembelajaran.

6.      Adanya sistem pembelajaran elektronik (e-learning) atau blended learning.

7.      Laporan administrasi dapat dilakukan secara online berbasis database.

8.      Mempermudah akses komunikasi tanpa harus mempertimbangkan jarak.    

 

E.     Kelemahan Menggunakan System Informasi Manajemen dalam Organisasi Pendidikan Dasar

Dalam infrastruktur sekolah dan komponen untuk penerapan Manajemen Pendidikan yang efektif dengan Sistem Informasi di Sekolah Unggulan. Ketersediaan infrastruktur system informasi manajemn yang tinggi dan aksesibilitasnya dengan batasan internet rendah dan lambat, bahwa sekolah harus memanfaatkan internet yang kuat, memberikan dukungan ahli system informasi manajemen ke sekolah, dan terorganisir dengan kegiatan tindak lanjut (Paul & Ng, 2019).

Penerapan sistem informasi manajemen di sekolah juga masih memiliki beberapa kendala, seperti sistemnya. Analisa kelemahan sistem dapat dilakukan dengan meninjau permasalahan yang mengganggu sistem yang sudah digunakan atau yang sudah ada sebelumnya. Masalah-masalah pada sistem dapat diidentifikasi dengan melihat kinerja (performance), jawaban sistem (response time), informasi yang di tampilkan. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi syarat kesuksesan sistem informasi manajemen suatu sekolah, antara lain :

1.       Ketersediaan (availability) Informasi yang dipersiapkan untuk membuat sistem informasi harus tersedia bagi pihak-pihak dalam sekolah. Hal ini merupakan suatu hal mendasar dalam merancang suatu sistem informasi.

2.       Mudah untuk dipahami (comprehensibility) Informasi yang tersedia di dalam sistem harus dimengerti oleh pihak pembuat keputusan sistem. Informasi yang termasuk di dalamnya adalah informasi mengenai jadwal rutin tugas-tugas dari sistem informasi dan keputusan yang tepat.

3.       Kesesuaian (relevan) Informasi yang ada di sistem harus berupa informasi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan suatu organisasi. Informasi ini bisa berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi, misi, ataupun tujuan dari organisasi yang berkaitan.

4.       Kelengkapan (completeness) Informasi yang lengkap tidak berarti banyaknya informasi yang ada di dalam suatu sistem. Kelengkapan berarti informasi yang diperlukan cukup untuk memenuhi standar yang berlaku dalam organisasi yang menggunakan sistem informasi yang bersangkutan. Hal ini berperan penting dalam menghasilkan suatu sistem informasi yang fungsional bagi penggunanya.

5.       Ketepatan waktu (timing) Penyediaan informasi yang tepat merupakan hal yang penting untuk merancang suatu sistem informasi. Informasi harus memenuhi syarat-syarat sebelumnya sebelum dapat dianalisis untuk membuat sistem akhir.

6.       Terorganisir (coordinated) Sistem informasi yang dibuat harus terstruktur sehingga membuat sistem bekerja dengan baik. Letak sistem informasi manajemen dilakukan secara terpusat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa informasi dapat digunakan oleh bagian-bagian sistem yang sesuai.

7.       Meningkatkan produktivitas Sistem informasi manajemen harus mampu meningkatkan produktivitas organisasi yang bersangkutan. Misalnya, sistem informasi manajemen sekolah menyediakan suatu layanan untuk membuat record mengenai data siswa sekolah tersebut. Hal ini akan mempermudah pihak administrasi dalam mengelola data dan juga mengurangi tingkat kesalahan pemrosesan data.

 

F.     Hasil Penelitian yang Relevan

Banyak penelitian yang mengkaji mengenai system informasi manajemen di sekolah, diantaranya:

Nama

Judul Penelitian

Jurnal

Hasil Penelitian

Yupayao Alsammarry, et al.

Development of Educational Management System in Small Primary School, International Education Studies

International Education Studies; Vol. 9, No. 12; 2016-ISSN 1913-9020 E-ISSN 1913-9039 Published by Canadian Center of Science and Education

Pengembangan Sistem Manajemen Pendidikan di Sekolah Dasar terdiri dari empat aspek, sebagai berikut:

a.     Input terdiri dari delapan sub-faktor: administrator, guru, orang tua dan masyarakat, kurikulum, penganggaran, media dan teknologi, sumber pembelajaran dan siswa;

b.    Proses terdiri dari empat sub-faktor: administrasi akademik, penganggaran administrasi, administrasi personil dan administrasi umum bahwa setiap sub-faktor telah didorong oleh Proses PDCA;

c.     Output terdiri dari satu sub-faktor: kualitas manajemen pendidikan sekolah;

d.    Umpan balik terdiri dari satu sub-faktor; laporan pertanggungjawaban, sebagai berikut: 1) Aspek input termasuk dengan delapan sub-factor berikut: Administrator, Guru, Orang Tua dan Masyarakat, Penganggaran, Kurikulum, Media dan Teknologi, Sumber Pembelajaran, Peserta Didik; 2) Aspek proses termasuk dengan empat sub-faktor sebagai berikut: Akademik Administrasi, Administrasi Penganggaran, dan Administrasi Umum; 3) Output termasuk dengan satu sub-faktor: Kualitas Manajemen Pendidikan Sekolah; 4) Aspek umpan balik termasuk dengan satu sub-aspek: laporan pertanggungjawaban. Digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

 

Gambar 1. Sistem Manajemen Pendidikan di Sekolah

Busthomi Ibrohim.

Keefektifan Organisasi Dalam Pemberdayaan Sekolah.

TARBAWI Volume 2. No. 01, Januari-Juni 2016.

ISSN 2442-8809

Organisasi yang efektif adalah organisasi yang di dalamnya terdapat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan harapan dan kemampuan mencapai hasil yang diharapkan oleh sebuah lembaga. Ini berlaku untuk untuk semua oraganisasi termasuk lembaga sekolah. Khususnya lembaga sekolah untuk kemudian dikenal dengan istilah sekolah efektif. Sekolah efektif memiliki karakteristik kepemimpinan instruksional (kepala sekolah) yang kuat, dedikasi atau performansi guru yang tinggi, melaksanakan kegiatan dan pengembangan akademik, pemantauan atas kemajuan belajar dan hasil siswa, dan hubungan sekolah dengan keluarga saling mendukung sehingga siswanya mencapai hasil belajar yang ditargetkan pada bidang kecakapan dasar dibuktikan dengan angka tes yang standar. Adapun pemberdayaaan sekolah adalah segenap upaya yang dilakukan oleh seluruh komponen sekolah agar sekolah dapat diberdayakan melalui keefektifan, keunggulan, dan keberhasilan sekolah. Dikatakan efektif jika hasil belajar siswa mencapai hasil sesuai target yang sudah ditentukan lembaga. Disebut unggul karena memiliki standar akademik yang tinggi untuk semua mata pelajaran dibuktikan dengan hasil tes dengan prosedur yang benar, dan dikatakan berhasil manakala memiliki komitmen yang kuat terhadap tujuan, siswanya mampu berpen capaian dan mendemonstasikan kemampuan intelektualnya melalui tes yang standar, memiliki moral dan etika serta estetika yang tinggi. Mengukur kualitas sekolah dapat digunakan tingkatan keefektifan, keunggulan, dan keberhasilan, untuk kemudian pada semua tingkatan tersebut dapat ditentukan standar pelayanan minimal penyelenggaraan persekolahan.

 

Didik Agus Triwiyono dan Danny Meirawan.

Implementasi Sistem Informasi Manajemen Akademik Berbasis Teknologi Informasi Di Sekolah Dasar.

Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XVII No.1 Oktober 2013.

Berdasarkan analisis data dan informasi yang dikumpulkan, pimpinan sekolah, wali kelas, guru, dan staf membutuhkan sebuah cara dan prosedur yang dapat memberikan kualitas pengolahan data dan penyajian data dan informasi yang lebih cepat dan akurat. Penggunaan SIM Akademik di Sekolah Dasar diharapkan dapat berguna sebagai sarana informasi. Dalam sistem ini diharapkan masalah yang difokuskan kepada data dan informasi mengenai siswa, kepegawaian, nilai, penerimaan siswa baru, keuangan, dan sarana prasarananya lengkap dengan modul pemasukan data, pengolahan, dan pembuatan laporan, serta data yang ada dapat digunakan untuk pembuatan informasi lain sesuai dengan kebutuhan menggunakan software lain seperti Microsoft Excel dan Microsoft Word atau yang lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Telem (Demir, 2003:33) yang menyatakan bahwa sistem informasi manajemen yang dirancang untuk menyesuaikan struktur, tugas manajemen, proses pembelajaran dan kebutuhan khusus dari sekolah. Selain itu, dengan dibangunnya sebuah SIM Akademik ini, diharapkan dapat berguna sebagai alat bantu pihak sekolah dalam penyampaian informasi kepada siswanya atau orangtua/wali secara cepat, tepat dan uptodate, sehingga kinerja suatu pekerjaan dapat diwujudkan lebih maksimal. Selain itu juga untuk kebutuhan pengambilan keputusan dan kebutuhan pelaporan lainnya.

Harerimana Jean Paul, Dr. Michael Ng’umbi.

The Role of School Infrastructure and Components in Effective Implementation of Educational Management Information System (EMIS) in Schools of Excellence in Nyarugenge District, Rwanda. 2019.
International Journal of Research and Scientific Innovation (IJRSI) Volume VI, Issue VIII, August 2019. ISSN 2321–2705
Konsep EMIS merupakan adopsi dari Manajemen Sistem Informasi (SIM). EMIS adalah SIM yang diterapkan pada pengelolaan pendidikan. SIM mencakup tiga hal istilah penting: Manajemen, informasi, dan sistem. Untuk mengerti arti dari istilah ini sangat penting untuk dipahami pengertian manajemen, informasi, dan sistem (AlMamary & Aziati, 2014).
Dalam infrastruktur sekolah dan komponen untuk penerapan Manajemen Pendidikan yang efektif dengan Sistem Informasi (EMIS) di Sekolah Unggulan. Ketersediaan infrastruktur EMIS yang tinggi dan aksesibilitasnya dengan batasan internet rendah dan lambat, bahwa sekolah harus memanfaatkan internet yang kuat, memberikan dukungan ahli EMIS ke sekolah, dan terorganisir dengan kegiatan tindak lanjut.

Kornelis, M., & Ock, Y. S.

Design of School Management Information System Based on the Indonesian National Education Standard. International Journal of Contents. 2014.

International Journal of Contents, Vol.10, No. 2, Jun. 2014. https://doi.org/10.5392/IJoC.2014.10.2.067

Untuk mengelola organisasi sekolah, perlu dikembangkan system informasi manajemen berbasis digital mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, system informasi manajemen tersebut dibangun dan dikembangkan untuk memenuhi standar Pendidikan Nasional Indonesia.

Shah, M.

Impact of Management Information Systems (MIS) on School Administration: What the Literature Says. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 2014.

Procedia - Social and Behavioral Sciences 116 ( 2014 ) 2799 – 2804

Di Malaysia teknologi informasi dalam manajemen pendidikan adalah bidang yang relatif baru yang tidak hanya membutuhkan studi mendalam pada pemanfaatan sistem di sekolah tetapi juga pada dampaknya terhadap proses keberhasilan sekolah (Bisaso & (Inggris) Visscher, 2005. Demir (2006) lebih lanjut mendukung argumen ini yang menyatakan bahwa meskipun ada banyak studi tentang sistem informasi dalam kelas dan pengajaran, beberapa penelitian telah dilakukan pada penggunaannya dalam manajemen dan efeknya terhadap pengelolaan. Passey (2002) menyatakan bahwa salah satu bidang prioritas utama untuk penelitian di masa depan adalah manajemen sekolah yang efektif. Ada masalah di bidang ini baik dengan bentuk teknologi yang digunakan, dan dengan kurangnya teknik yang tersedia untuk memungkinkan pengguna untuk menggunakan data yang saat ini tersedia.

Honkis

APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH DASAR PILAR BANGSA UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN PENDIDIKAN

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017.

Dalam pengembangan sistem informasi manajemen pendidikan di Sekolah diperlukan beberapa tahapan yaitu tahapan analisis kebutuhan sistem informasi, tahapan perencanaan, tahapan desain atau perancangan, tahapan implementasi, dan tahapan evaluasi. Apabila tahapan ini dilaksanakan dengan benar maka sistem informasi manajemen pendidikan yang dibuat dapat membantu, memperlancar dan mempermudah pelaksanaan administrasi ketatausahaan sekolah, administrasi guru dan proses kegiatan belajar mengajar. Serta dengan tersedianya sistem informasi manajemen pendidikan tersebut secara otomatis pekerjaan akan lebih efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya sistem informasi manajemen pendidikan yang dibuat dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pelayanan informasi di Sekolah.

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

 

Suatu sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi, yang diharapkan dapat menunjang tugas-tugas para pegawai di suatu organisasi, para manajer, atau pengguna jasa organisasi tersebut beserta unsur-unsur pokok yang terdapat dalam lingkungan organisasi.

SIM menyediakan informasi bagi para pengelola pendidikan untuk pengambilan keputusan yang bersifat taktis. SIM menyediakan informasi strategis yang diperlukan untuk menentukan langkah pendidikan. Secara teoritis, SIM akan sangat membantu para pengelola pendidikan dari berbagai tingkatan dalam melakukan tugasnya.

Berdasarkan hasil kajian teori dan penelitian ahli sekolah sebagai organisasi pendidikan dapat diartikan bahwa organisasi sekolah memerlukan kebijakan manajemen yang dapat memberikan ruang bagi tumbuh kembangnya kreatifitas dan inovasi dalam organisasi sekolah. Salah satu inovasi dalam organisasi adalah pengembangan system informasi manajemen berbasis teknologi. Untuk keefektifan dalam pengelolaan organisasi diperlukannya profesionalitas dan sinergitas dari berbagai individu di dalamnya serta media yang memadai untuk kemajuan organisasi.

Penerapan sistem informasi manajemen berbasis teknologi di sekolah juga memberikan banyak kelebihan dalam pemanfaatannya, meskipun masih memiliki beberapa kendala, seperti dalam sistemnya. Analisa kelemahan sistem dapat dilakukan dengan meninjau permasalahan yang mengganggu sistem yang sudah digunakan atau yang sudah ada sebelumnya

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Alsammarry, Y., Sirisuthi, C., & Duangcharthom, S. (2016). Development of Educational Management System in Small Primary School. International Education Studies, 9(12), 244. https://doi.org/10.5539/ies.v9n12p244

Ibrohim, B. (2009). Keefektifan Organisasi dalam Pemberdayaan Sekolah. Tsaqafah, 5(1), 119. https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v5i1.150

Indonesia, U. P., Model, P., & Android, A. (2017). Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sekolah Dasar Pilar Bangsa Untuk Meningkatkan Layanan Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan, 24(2), 51–61.

Kornelis, M., & Ock, Y. S. (2014). Design of School Management Information System Based on the Indonesian National Education Standard. International Journal of Contents, 10(2), 67–73. https://doi.org/10.5392/ijoc.2014.10.2.067

Meirawan, D. A. T. dan D. (2013). BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI SEKOLAH DASAR Oleh : Didik Agus Triwiyono dan Danny Meirawan. IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI SEKOLAH DASAR Oleh:, 1, 61–72.

Paul, H. J., & Ng, M. (2019). The Role of School Infrastructure and Components in Effective Implementation of Educational Management Information System ( EMIS ) in Schools of Excellence in Nyarugenge District , Rwanda. VI(August), 173–178.

Rifa, M. (2019). Manajemen Organisasi Pendidikan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53, 1–339. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Shah, M. (2014). Impact of Management Information Systems (MIS) on School Administration: What the Literature Says. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 116, 2799–2804. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.659

 

Link Youtobe terkait penggunaan system manajemen informasi di sekolah:

https://www.youtube.com/watch?v=y6Kz3BtjsPA Masalah Kurikulum di SD

https://www.youtube.com/watch?v=puc2oomhM6A Rencana Pendidikan 2020

https://www.youtube.com/watch?v=9_bvRxgZZ94 Aplikasi SIM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar