Proyek JARDIKNAS dan INHERENT
Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS)
merupakan infrastruktur jaringan skala nasional yang menghubungkan
seluruh institusi/lembaga pendidikan, kantor dinas pendidikan tingkat provinsi/kota/kabupaten, perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Jardiknas dibangun oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2006.
Istilah
Jejaring Pendidikan Nasional digunakan pertama kali bulan Juli 2006
sejalan dengan program pengembangan infrastruktur ICT (Information and Communication Technology)
di lingkungan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK)
Mandikdasmen Depdiknas. Pada awalnya, PSMK Mandikdasmen Depdiknas
berencana membangun infrastruktur jaringan online skala nasional untuk kebutuhan interkoneksi antar sekolah (Zona Sekolah) di setiap wilayah Kota/Kabupaten se-Indonesia. Dalam perkembangannya, infrastruktur jaringan online
tersebut juga dihubungkan ke seluruh kantor Dinas Pendidikan Provinsi
dan Kota/Kabupaten se-Indonesia sebagai simpul lokal JARDIKNAS di daerah
(Zona Kantor Dinas). Dimana setiap kantor dinas pendidikan (sebagai
simpul lokal) tersebut berkewajiban untuk mendistribusikan koneksi
JARDIKNAS ke sekolah-sekolah termasuk Sekolah Menengah Kejuruan yang berfungsi sebagai ICT Center di daerah masing-masing.
Sejalan
dengan program JARDIKNAS, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti
Depdiknas) juga turut mengembangkan infrastruktur jaringan skala
nasional khusus antar perguruan tinggi yang disebut INHERENT (Indonesia Higher Education Network).
Ada 32 perguruan tinggi negeri sebagai simpul lokal INHERENT dimana
simpul lokal tersebut mendistribusikan koneksinya ke perguruan tinggi
lain di wilayah masing-masing. Hingga akhir tahun 2006 infrastruktur
JARDIKNAS dan INHERENT belum sepenuhnya terintegrasi menjadi satu
kesatuan infrastruktur jaringan pendidikan nasional secara utuh.
Pada bulan Maret 2007,
infrastruktur JARDIKNAS diresmikan oleh Bapak Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono pada acara pembukaan konferensi regional antar Menteri
Pendidikan se Asia Tenggara di Bali (SEAMEO – South East Asian Ministry Of Education). Peresmian JARDIKNAS tersebut diikuti dan disaksikan juga oleh 34 lokasi terpilih melalui sistem Video Conference
JARDIKNAS secara bersamaan yang melibatkan perwakilan dari beberapa
Dinas Pendidikan Provinsi, Kota/Kabupaten, Perguruan Tinggi (INHERENT)
dan beberapa sekolah.
Pada bulan akhir Mei 2007, Komisi X DPR
RI melakukan evaluasi terhadap program Teknologi Informasi dan
Komunikasi di lingkungan Depdiknas. Hasil evaluasi tersebut
mengamanahkan untuk mengintegrasikan secara utuh keberadaan
infrastruktur jaringan online di lingkungan DEPDIKNAS (JARDIKNAS dan
INHERENT) agar berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Dalam
rangka integrasi Jardiknas dan Inherent tersebut, Biro Perencanaan dan
KLN Sekretariat Jenderal Depdiknas ditugaskan untuk membuat perencanaan
dan mengimplementasikan infrastruktur jaringan online skala nasional
yang terpadu. Mulai bulan Agustus 2007 program integrasi tersebut secara
resmi menggunakan satu istilah saja yaitu: JARDIKNAS (Jejaring
Pendidikan Nasional). Dimana infrastruktur INHERENT yang sebelumnya
berdiri sendiri, sekarang telah terintegrasi secara utuh bagian dari
JARDIKNAS (zona Perguruan Tinggi)
Secara
umum pada Jardiknas dibagi menjadi 4 (empat) zona jaringan, yaitu: Zona
Kantor Dinas Pendidikan, Zona Perguruan Tinggi (INHERENT), Zona Sekolah
dan Zona Personal. Pembagian zona didasarkan pada kondisi geografis,
ketersediaan teknologi, skala kebutuhan, fungsi dan manfaat program
Jardiknas untuk setiap institusi dan komunitas pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar