Senin, 03 Oktober 2016

les private



STRATEGI MENGAJAR LES PRIVATE
1.    Mengevaluasi Kebutuhan Murid
ü  Perhatikan apa yang sudah diketahui si murid. Ketika mengenalnya pertama kali, ukurlah apa yang sudah diketahuinya, supaya Anda lebih efisien dalam mengajar. Tanyakan pada si murid apa yang ia kuasai dan apa yang paling ia sukai dari mata pelajaran itu. Izinkan murid bebas berbicara tentang pelajaran itu, atau bahkan memamerkan pengetahuannya. Dengan begini si murid akan merasa pintar dan dihargai sementara Anda juga bisa mengetahui materi apa saja yang sudah diketahuinya.
ü  Tanyakan tentang kesulitan belajar murid. Biasanya, setiap murid sudah tahu kelemahannya sendiri. Mereka tahu pertanyaan seperti apa yang biasanya tak bisa mereka jawab ketika ujian, atau penjelasan bagian mana yang membingungkan bagi mereka. Biarkan si murid menceritakan bagian mana yang tak ia pahami dan buat daftar topik-topik itu sebagai referensi Anda sendiri.
ü  Ajak murid membuat tujuan bersama-sama.[1] Buat perpaduan daftar tujuan utama dan tujuan minor yang bisa dicapai dalam jangka waktu yang masuk akal. Contohnya, mungkin murid tidak bisa langsung memperoleh peningkatan nilai matematik dalam waktu sebulan, tetapi target tiga bulan lebih masuk akal untuk melihat perbaikan. Tujuan minor adalah tujuan untuk jangka pendek, misalnya di akhir pelajaran, si murid harus menulis rangkuman sepanjang 150 kata dari suatu sumber yang akan dipakai dalam esai riset yang akan datang.
ü  Tuliskan semua tujuan itu pada selembar kertas dan minta si murid untuk memantau perkembangannya. Mempercayakan murid untuk memantau daftar tujuan berguna untuk memberikan rasa tanggung jawab padanya atas kemajuannya sendiri.
ü  Pantau kemajuan si murid. Buat sebuah bagan agar Anda dan si murid sama-sama bisa melihat kemajuan pelajaran, baik dalam sesi Anda dan juga di sekolah. Bagan ini boleh juga mencakup hal-hal seperti:
-       Nilai kuis dan ujian
-       Nilai secara keseluruhan di kelas
-       Pencapaian dari semua tujuan yang ditetapkan bersama
-       Evaluasi Anda atas usaha si murid
-       Evaluasi Anda tentang pemahaman konsep si murid
-       Berikan dorongan semangat dalam bentuk banyak pujian ketika memberikan penilaian yang bersifat kualitatif. Kalau nilai si murid tak membaik padahal Anda melihat bahwa ia sudah berusaha keras, bagan Anda dapat membantunya agar tak berputus asa.
2.    Membuat Kerangka Pelajaran
ü  Mulailah dengan menanyakan tentang materi dari sesi sebelumnya. Sebelum berpindah ke materi baru, sebaiknya murid sudah menguasai materi yang sebelumnya. Tanyakan satu atau dua pertanyaan terbuka sehingga murid bisa menjelaskan pengertiannya atas konsep materi itu. Kalau murid kesulitan, mungkin Anda perlu mengingatkan beberapa hal sebelum melanjutkan ke materi baru. Ingat juga untuk memberi kesempatan murid bertanya tentang materi itu.
ü  Bantu murid menguasai standar pelajaran yang diberikan dari sekolah. Ingatkan murid untuk segera memberi tahu Anda bila ada proyek atau esai. Bagi tiap proyek menjadi bagian-bagian kecil dan kerjakan bersama satu per satu, pelan-pelan saja, tetapi selesaikan lebih awal dari tenggat. Dengan begini proyek tersebut akan lebih baik kualitasnya, selain juga Anda memberi contoh pada murid bagaimana mengatur waktu dengan efektif.
ü  Kalau guru sekolah si murid memberikan kisi-kisi untuk ujian, sesuaikan isi sesi pelajaran Anda menurut materi tersebut.
ü  Fokuskan tiap sesi untuk suatu tujuan yang spesifik. Tergantung dari kebutuhan si murid dalam suatu mata pelajaran, mungkin Anda perlu membantunya untuk suatu esai atau proyek, atau mungkin menjelaskan tentang suatu konsep yang diajarkan di sekolah. Setelah menelaah materi sebelumnya, beritahukan murid apa tujuan Anda dalam sesi yang berjalan. Pastikan tujuan Anda masuk akal, contohnya:
-       "Hari ini, kita akan mengerjakan kerangka esai ini. Jadi kita telusuri semua ide kamu, lalu kita urutkan sebaik mungkin menjadi kerangka."
-       "Hari ini, kita akan mempelajari jaringan pasukan Sekutu di Perang Dunia II. Sesi berikutnya, kita akan mempelajari pihak negara-negara Poros."
-       "Hari ini, kita akan mencoba mengerjakan semua soal matematika yang kamu sempat salah di ujian terakhir. Lalu, kita coba soal-soal lain yang konsepnya sama."

ü  Beri kesempatan si murid untuk berhasil. Memang penting untuk mencapai tujuan akhir, tetapi jangan membuat murid putus asa dengan menerapkan standar yang terlalu tinggi. Di tiap sesi harus ada latihan yang Anda yakin bisa diselesaikan si murid dengan baik. Lalu dari sana, Anda bisa mengarahkan pada latihan yang lebih sulit dan menantang.
ü  Jika si murid tak berhasil mencapai hasil yang Anda harapkan, jangan menyerah! Ulangi latihan hingga ia bisa. Ketika ia berhasil, beri pujian atas keberhasilannya melewati kesulitan.
ü  Berikan istirahat. Waktu istirahat jangan lebih dari 5 menit. Belajar dalam jangka waktu panjang bisa membuatnya lelah dan kehilangan fokus. Istirahat 5 menit cukup untuk membuatnya kembali segar tanpa kehilangan momentum belajar.
ü  Beradaptasilah dengan kebutuhan si murid. Memang dari awal Anda berdua sudah bersama-sama menentukan tujuan, tetapi kadang anak-anak atau remaja bisa jenuh, dan orang dewasa pun bisa. Kalau si murid sepertinya lelah atau suasana hatinya sedang jelek, jangan ragu untuk sedikit bergurau dan membuat suasana lebih nyaman. Contoh, bila Anda mengajarkan bahasa asing, ada baiknya mendengarkan dan menerjemahkan lagu daripada mengerjakan latihan konjugasi kata. Mungkin Anda bisa sama-sama menonton film kartun dalam bahasa asing lalu lihat seberapa jauh si murid mengerti ceritanya.
ü  sesuaikan cara mengajar Anda dengan cara belajar si murid. Tidak semua anak-anak belajar dengan cara yang sama. Ada yang lebih suka sendirian dalam belajar dan memecahkan masalah. Ada yang lebih efektif bila ditemani, yaitu bila Anda membuatnya merasa bahwa suatu masalah diselesaikan bersama-sama.
-       Murid jenis auditori lebih cepat belajar dengan mendengarkan penjelasan verbal, jadi segala konsep perlu Anda ucapkan padanya. Murid jenis verbal sebaliknya perlu mengucapkan sendiri segala konsep yang ingin dipelajari, jadi Anda harus sabar mendengarkannya.
-       Murid jenis kinestetis perlu bekerja dengan tangannya. Bawalah suatu rangka tiga dimensi bila Anda ingin mengajarkan anatomi, atau lilin mainan yang bisa dibentuk serupa organ tubuh.
-       Murid jenis visual perlu alat bantu seperti gambar, bagan, atau video pelajaran.
ü  Akhiri tiap sesi dengan melihat pada sesi selanjutnya.[5] Akhir dari sesi les bukan berarti pelajaran sudah "selesai" untuk minggu itu. Tegaskan bahwa selagi tidak bertemu, Anda tetap mengharapkannya bersiap-siap untuk sesi berikutnya. Jika ada tugas yang tidak selesai selama sesi, jadikan itu PR untuk pertemuan berikutnya. Selain itu, jika Anda berencana memberikan aktivitas yang menyenangkan di pertemuan selanjutnya, beritahu pada murid agar ia penasaran untuk datang.

3.    Membangun Hubungan
ü  Bangunlah hubungan pribadi dengan murid Anda. Tugas Anda adalah menggali potensi si murid sepenuhnya. Karena itu, selain sebagai pengajar, Anda juga perlu menjadi sahabat dan motivator. Dengan adanya hubungan pribadi, Anda bisa lebih efektif memotivasinya agar berhasil.
ü  Tanyakan apa perasaannya atas suatu pelajaran. Murid yang kurang pandai di sekolah mungkin merasa malu. Ketika ia berhasil, ia akan merasa sukses dan bangga. Temani murid ketika ia gagal dan ikutlah berbahagia ketika ia berhasil.
ü  Bagikan pengalaman pribadi Anda ketika gagal dan bagaimana Anda melewatinya.
ü  Kenali kesukaan si murid, supaya Anda bisa membuat sesi les lebih menarik. Soal-soal matematika tanpa konteks mungkin membosankan, tetapi soal cerita yang melibatkan pertempuran dinosaurus bisa membuat murid yang suka dinosaurus lebih bersemangat.
ü  Pelajari cara komunikasi si murid. Dekati si murid dengan cara yang nyaman baginya. Jika murid Anda sangat pemalu, Anda harus menyadari hal ini! Mungkin murid Anda lebih suka berkomunikasi di luar waktu pelajaran, misalnya bila ada kesempatan bertanya lewat surel (email). Kadang murid enggan bertanya ketika bertatap muka, walau sebenarnya ingin bertanya banyak.
ü  Pastikan bahwa Anda datang dengan suasana hati yang baik. Murid akan segera merasakan suasana hati Anda. Kalau Anda lelah atau tak bersemangat, maka si murid akan terbawa juga. Tetapi, kalau Anda datang dengan senyuman ceria dan optimis di tiap sesi, mereka pun akan ikut bersemangat belajar.
ü  Jadilah seorang pembimbing, bukan sekadar guru. Guru sekolah dan guru les memiliki peran yang berbeda. Guru sekolah mengajar jumlah murid yang banyak secara bersamaan dan harus menjadi figur otoritas dalam mengajar. Guru les bisa melakukan pendekatan pribadi (satu lawan satu), dan berperan sebagai teman yang "lebih berpengalaman", bukan sebagai figur otoritas. Guru les privat hanya berhadapan dengan satu murid, jadi Anda jangan berceramah. Biarkan murid memberikan andil dalam menentukan tujuan belajar, lalu Anda membimbingnya mencapai tujuan itu.
ü  Banyak-banyaklah bertanya. Sebaiknya Anda tidak menceramahi si murid, namun sebaliknya, tanyakan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang mendorongnya untuk mencapai kesimpulan sendiri, seolah-olah ia mengadakan riset dengan bantuan Anda.
ü  Dukung murid agar "jatuh cinta" pada pelajaran itu. Sementara Anda menjaga si murid tetap sesuai jalur dan jadwal tujuan bersama, kadang perlu juga memberikan sedikit kebebasan. Jika topik pelajaran adalah Perang Saudara, dan murid itu ingin berlama-lama pada suatu pertempuran yang seru yang sebenarnya tidak terlalu penting, biarkan saja dahulu, walaupun Anda mungkin perlu mengorbankan satu sesi. Guru les sebaiknya mendorong munculnya rasa ingin tahu, tanpa terlalu mengekang. Rasa antusias si murid akan berdampak baik dalam jangka panjang.
ü  Berkomunikasilah dengan guru sekolah dan orang tua dari awal. Tanpa bantuan mereka, Anda tak akan tahu bagaimana memfokuskan sesi Anda sehingga bisa membantu murid berhasil di sekolah. Komunikasi dengan orang tua dan guru terutama penting untuk membimbing murid dalam usia dini. Anak SMU mungkin bisa menjelaskan sendiri kebutuhannya, tetapi anak kelas 3 SD mungkin tidak bisa.
ü  Hubungi orang tua dan guru sekolah, adakan komunikasi rutin dengan mereka.

Minggu, 02 Oktober 2016

perkembangan ASD

FASE-FASE PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada manusia perkembangan fisik dan mental setiap kali mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi,kanak kanak,anak,remaja,dewasa,dan masa tua.
Fase perkembangan dapat di artikan sebagai tahapan atau pembentukan tentang perjalanan kehidupan individu yang di warnai ciri ciri khusus atau pola pola tingkah laku tertentu
Istilah perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan, kematangan, dan perubahan. Satu sama lain memiliki hubungan yang sangat erat.  Pada dasarnya merupakan perubahan, yaitu perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih sempurna. Ada beberapa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan aspek  jasmaniah, sedangkan perkembangan menyangkut aspek rohaniah. Pertumbuhan menunjukan perubahan kuantitas sedangkan perkembangan menunjukkan kualitas.
Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur sedangkan perkembangan berkenaan dengan penyempurnaan fungsi  dalam hal ini tersangkut juga perihal kematangan yang merupakan saat atau masa yang terbaik bagi berfungsinya aspek-aspek kepribadian tertentu. Contoh: Usia satu tahun adalah masa kematangan bayi untuk berjalan, usia enam tahun bagi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.  Selain itu pertumbuhan suatu aspek tertentu akan berhenti atau berakhir bila telah maksimal, sedangkan perkembangan terus berlangsung sampai akhir hidupnya.
B.     Rumusan Masalah
1.            Apa pengertian perkembangan?
2.            Apa prinsip dasar perkembangan?
3.            Apa tugas perkembangan masa anak?
4.            Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
5.            Apa fase-fase perkembangan anak sekolah dasar?
C.    Tujuan
1.            Mengetahui pengertian perkembangan.
2.            Mengetahui prinsip dasar perkembangan.
3.            Mengetahui tugas perkembangan masa anak.
4.            Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.
5.            Mengetahui fase-fase perkembangan anak sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati (Chaplin C.P.,1989:134). menyatakan bahwa “Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren “Progresif” menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan bukan mundur. “Teratur” dan “ koheren” menunjukan hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dan telah mendahului atau mengikutinya.
Ini berarti bahwa perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar. Disamping itu juga bagaimana suatu hal itu dipelajari, apakah melalui memorisasi (menghafal) atau melalui peniruan dan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, hal-hal ini semua ikut menentukan proses perkembangan.
Menurut Piaget, teori perkembangan kognisi merupakan kecerdasan atau kemampuan kognisi anak mengalami kemajuan melalui empat tahap yang jelas yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap formal.
Teori perkembangan Piaget mewakili kontruktivisme, pandangan tentang perkembangan kognisi yang menekankan peran aktif pelajar dalam membangun pemahamannya sendiri tentang realitas.  
B.       Prinsip Dasar Perkembangan
Carol Gestwicki (1995: UT 1.25) memgemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan:
1.         Dalam perkembangan tedapat urutan yang dapat diramalkan.
2.      Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan   berikutunya.
3.      Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4.      Perkembangan merupakan hasil interaksi factor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajar).
5.      Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling berhubungan, dengan semua aspek-aspek (fisik, kognitif, emosional, sosial) yang saling mempengaruhi.
C.    Tugas Perkembangan Masa Anak
1.      Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu.
2.      Membentuk sikap tertetu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh.
3.      Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya.
4.      Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin.
5.      Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6.      Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehati-hari.
7.      Membentuk kata hati, moralitas dan nilai-nilai.
8.      Memperoleh kebebasan diri.
9.      Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga social.
D.    Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah  :
1.      Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
2.      Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
3.      Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
4.      Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
E.        Fase-Fase Perkembangan Anak SD
Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
1.      Fase Perkembangan Kognisi Menurut Piaget :
a.      Tahap Sensorimotor(saat lahir – 2 tahun) :
Tahap ketika bayi belajar tentang sekelilingnya dengan menggunakan indera dan kemampuan motoriknya.
b.        Tahap Praoperasi (2 – 7 tahun):
Tahap ketika anak-anak melambangkan sesuatu ke dalam pikiran.
c.       Tahap Operasi Konkret ( 7 -11 tahun) :
Tahap ketika anak-anak mengembangkan kemampuan untuk bernalar logis dan memahami konservasi tetapi hanya dapat menggunakan kedua kemampuan ini dalam menghadapi situasi yang tidak asing lagi.
d.      Tahap Operasi Formal (11 tahun-dewasa) :
Tahap dimana seseorang dapat menghadapi situasi hipotesis secara abstrak dan dapat bernalar secara logis.
2.      Menurut Arsippendidikan.blog spot Fase Perkembangan Anak Usia SD :
a.        Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi rangsanan intlektual , atau melaksanakan tugas tugas belajar yang menuntut kemampuan intlektual atau kemampuan kongnitif seperti membaca, menulis, menghitung.
Priode ini di tandai dengan tiga kemempuan atau kecakapan baru, seperti mengklasisifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka angka atau bilangan. Dalam mengembangkan kemampuan anak maka sekolah dalam hal ini guru seyogiyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan. Memberi komentar atau memberi pendapat tentang pelajaran.
b.      Perkembagan Bahasa
Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan menguasai dan mengenal pembendaharaan kata. Pada masa ini anak sudah menguasai sekitar 2500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah menguasai sekitar 50.000 kata. Abin syamsudin M, 1991; nana syaodih S, 1990).
c.       Perkembangan Sosial
Perkembangan anak anak pada usia sekolah dasar di tandai dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga menjalin ikatan baru dengan teman sebayanya atau teman sekelas nya, dengan demikian maka ruang gerak sosialnya telah bertambah luas.
d.      Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan ungkapan secara kasar tidaklah di terima dalam masyarakat. Oleh karena itu anak mulai mengendalikan kontrol ekspresi emosi. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar.
e.       Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Senada dengan peparan tersebut zakiyah derajad 1986:58 mengemukakan bahwa pendidikan agama disekolah dasar, merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan ahlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan mudah dan anak sudah mempunyai perbekalan dalam menghadapi goncangan yang terjadi pada masa remaja.
f.       Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini di tandai dengan aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk keterampilan yang berkaitan dengan motorik seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang, atletik,dan main bola.
3.      Fase Perkembangan Anak Sekolah Dasar Menurut Slavin :
a.       Perkembangan Fisik
Ketika anak-anak melewati kelas-kelas sekolah dasar perkembangan fisik mereka mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan masa kanak-kanak awal. Anak-anak berubah relative sedikit ukuran tubuhnya selama masa sekolah dasar. Anak perempuan lazimnya sedikit lebih pendek dan lebih ringan daripada anak laki-laki hingga sekitar usia 9 tahun ketika tinggi dan bobot badan kira-kira sama untuk anak laki-laki dan anak perempuan. Pada saat anak-anak memasuki sekolah dasar, mereka telah mengembangkan banyak kemampuan motoric dasar yang mereka butuhkan untuk menyeimbangkan badan, berlari ,Melompat dan melempar.
b.      Perkembangan Kognisi
Antara usia 5 dan 7 tahun, proses pemikiran anak-anak mengalami perubahan penting (siegler, 1998). Ini adalah periode peralihan dari tahap pemikiran praoperasi ke tahap operasi konkret. Perubahan ini memungkinkan anak-anak melakukan secara mental sesuatu yang sebelumnya dilakukan secara fisik. Tidak semua anak mengalami peralihan ini pada usia yang sama dan tidak satu pun anak berubah dari tahap satu ke tahap berikut dengan cepat. Anak-anak sering menggunakan perilaku kognisi yang merupakan ciri khas dua tahap perkembangan pada saat yang sama. Ketika melangkah dari satu ke tahap berikutnya karakteristik tahap sebelumnya dipertahankan ketika perilaku kognisi tahap yang lebih tinggi berkembang. Anak-anak usia sekolah dasar dengan pesat mengembangkan kemampuan daya ingat dan kognisi termasuk kemampuan meta-kognisi, yaitu kemampuan memikirkan pemikiran mereka sendiri dan memelajari cara belajar.
c.       Perkembangan Sosioemosi
Pada saat anak memasuki usia sekolah dasar , mereka telah mengembangkan kemampuan pemikiran, tindakan, dan pengaruh social yang lebih rumit. Anak-anak pada dasarnya bersikap egosentris dan dunia mereka adalah dunia rumah, keluarga, dan mungkin prasekolah.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Perkembangan adalah pola perubahan organisme (individu) baik dalam struktur maupun fungsi (fisik maupun psikis)  yang terjadi secara teratur dan terorganisasi secara langsung sepanjang hayat
1.      Prinsip dasar perkembangan yaitu :
a.       Dalam perkembangan tedapat urutan yang dapat diramalkan.
b.      Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan   berikutunya.
c.       Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
d.      Perkembangan merupakan hasil interaksi factor-faktor biologis (kematangan) dan factor-faktor lingkungan (belajar).
e.       Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling berhubungan, dengan semua aspek-aspek (fisik, kognitif, emosional, sosial) yang saling mempengaruhi.
2.      Tugas Perkembangan Masa Anak
a.       Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu.
b.      Membentuk sikap tertetu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh.
c.       Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya.
d.      Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin.
e.       Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
f.       Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehati-hari.
g.      Membentuk kata hati, moralitas dan nilai-nilai.
h.      Memperoleh kebebasan diri.
i.        Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga social.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah  :
a.       Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
b.      Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
c.       Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
d.      Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
4.      Fase Perkembangan Kognisi Menurut Piaget :
a.       Tahap Sensorimotor(saat lahir – 2 tahun) :
Tahap ketika bayi belajar tentang sekelilingnya dengan menggunakan indera dan kemampuan motoriknya.
b.      Tahap Praoperasi (2 – 7 tahun):
Tahap ketika anak-anak melambangkan sesuatu ke dalam pikiran.
c.       Tahap Operasi Konkret ( 7 -11 tahun) :
Tahap ketika anak-anak mengembangkan kemampuan untuk bernalar logis dan memahami konservasi tetapi hanya dapat menggunakan kedua kemampuan ini dalam menghadapi situasi yang tidak asing lagi.
d.      Tahap Operasi Formal (11 tahun-dewasa) :
Tahap dimana seseorang dapat menghadapi situasi hipotesis secara abstrak dan dapat bernalar secara logis
B.       Saran
Sebagai calon pendidik, kita harus mempunyai keterampilan dalam memahami konsep perkembangan anak, khususnya pada anak sekolah dasar. Hal itu dikarenakan sebagai calon pendidik, kita dituntut untuk mampu memahami perkembangan anak agar dalam prosesnya dapat meminimalisir terjadinya kesalah pahaman dalam memahaminya. Sehingga dapat terjadinya keselarasan dalam proses pemahaman pada perkembangan anak didik.
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Slavin Robert E.2011.Psikologi Pendidikan Edisi ke Sembilan.PT Indeks;Jakarta.
2.      Sumantri Mulyani dkk.2007.Perkembangan Peserta Didik.Universitas Terbuka.Jakarta.