STRATEGI MENGAJAR LES PRIVATE
1.
Mengevaluasi
Kebutuhan Murid
ü Perhatikan apa yang sudah diketahui
si murid. Ketika mengenalnya pertama kali, ukurlah apa yang sudah
diketahuinya, supaya Anda lebih efisien dalam mengajar. Tanyakan pada si murid
apa yang ia kuasai dan apa yang paling ia sukai dari mata pelajaran itu.
Izinkan murid bebas berbicara tentang pelajaran itu, atau bahkan memamerkan
pengetahuannya. Dengan begini si murid akan merasa pintar dan dihargai
sementara Anda juga bisa mengetahui materi apa saja yang sudah diketahuinya.
ü Tanyakan tentang kesulitan belajar
murid. Biasanya, setiap murid sudah tahu kelemahannya sendiri.
Mereka tahu pertanyaan seperti apa yang biasanya tak bisa mereka jawab ketika
ujian, atau penjelasan bagian mana yang membingungkan bagi mereka. Biarkan si
murid menceritakan bagian mana yang tak ia pahami dan buat daftar topik-topik
itu sebagai referensi Anda sendiri.
ü Ajak murid membuat tujuan
bersama-sama.[1] Buat perpaduan daftar tujuan utama dan tujuan minor
yang bisa dicapai dalam jangka waktu yang masuk akal. Contohnya, mungkin murid
tidak bisa langsung memperoleh peningkatan nilai matematik dalam waktu sebulan,
tetapi target tiga bulan lebih masuk akal untuk melihat perbaikan. Tujuan minor
adalah tujuan untuk jangka pendek, misalnya di akhir pelajaran, si murid harus
menulis rangkuman sepanjang 150 kata dari suatu sumber yang akan dipakai dalam
esai riset yang akan datang.
ü Tuliskan
semua tujuan itu pada selembar kertas dan minta si murid untuk memantau
perkembangannya. Mempercayakan murid untuk memantau daftar tujuan berguna untuk
memberikan rasa tanggung jawab padanya atas kemajuannya sendiri.
ü Pantau kemajuan si murid. Buat sebuah bagan agar Anda dan si murid sama-sama bisa melihat
kemajuan pelajaran, baik dalam sesi Anda dan juga di sekolah. Bagan ini boleh
juga mencakup hal-hal seperti:
-
Nilai kuis dan ujian
-
Nilai secara keseluruhan di kelas
-
Pencapaian dari semua tujuan yang ditetapkan bersama
-
Evaluasi Anda atas usaha si murid
-
Evaluasi Anda tentang pemahaman konsep si murid
-
Berikan dorongan semangat dalam bentuk banyak pujian
ketika memberikan penilaian yang bersifat kualitatif. Kalau nilai si murid tak
membaik padahal Anda melihat bahwa ia sudah berusaha keras, bagan Anda dapat
membantunya agar tak berputus asa.
2. Membuat Kerangka Pelajaran
ü Mulailah dengan menanyakan tentang
materi dari sesi sebelumnya. Sebelum berpindah ke
materi baru, sebaiknya murid sudah menguasai materi yang sebelumnya. Tanyakan
satu atau dua pertanyaan terbuka sehingga murid bisa menjelaskan pengertiannya
atas konsep materi itu. Kalau murid kesulitan, mungkin Anda perlu mengingatkan
beberapa hal sebelum melanjutkan ke materi baru. Ingat juga untuk memberi
kesempatan murid bertanya tentang materi itu.
ü Bantu murid menguasai standar pelajaran yang
diberikan dari sekolah. Ingatkan murid untuk segera memberi
tahu Anda bila ada proyek atau esai. Bagi tiap proyek menjadi bagian-bagian
kecil dan kerjakan bersama satu per satu, pelan-pelan saja, tetapi selesaikan
lebih awal dari tenggat. Dengan begini proyek tersebut akan lebih baik
kualitasnya, selain juga Anda memberi contoh pada murid bagaimana mengatur
waktu dengan efektif.
ü Kalau guru
sekolah si murid memberikan kisi-kisi untuk ujian, sesuaikan isi sesi pelajaran
Anda menurut materi tersebut.
ü Fokuskan tiap sesi untuk suatu tujuan yang
spesifik. Tergantung dari kebutuhan si murid dalam suatu
mata pelajaran, mungkin Anda perlu membantunya untuk suatu esai atau proyek,
atau mungkin menjelaskan tentang suatu konsep yang diajarkan di sekolah.
Setelah menelaah materi sebelumnya, beritahukan murid apa tujuan Anda dalam
sesi yang berjalan. Pastikan tujuan Anda masuk akal, contohnya:
-
"Hari ini, kita akan mengerjakan kerangka esai
ini. Jadi kita telusuri semua ide kamu, lalu kita urutkan sebaik mungkin
menjadi kerangka."
-
"Hari ini, kita akan mempelajari jaringan pasukan
Sekutu di Perang Dunia II. Sesi berikutnya, kita akan mempelajari pihak
negara-negara Poros."
-
"Hari ini, kita akan mencoba mengerjakan semua
soal matematika yang kamu sempat salah di ujian terakhir. Lalu, kita coba
soal-soal lain yang konsepnya sama."
ü Beri kesempatan si murid untuk
berhasil. Memang
penting untuk mencapai tujuan akhir, tetapi jangan membuat murid putus asa
dengan menerapkan standar yang terlalu tinggi. Di tiap sesi harus ada latihan
yang Anda yakin bisa diselesaikan si murid dengan baik. Lalu dari sana, Anda
bisa mengarahkan pada latihan yang lebih sulit dan menantang.
ü Jika
si murid tak berhasil mencapai hasil yang Anda harapkan, jangan menyerah!
Ulangi latihan hingga ia bisa. Ketika ia berhasil, beri pujian atas
keberhasilannya melewati kesulitan.
ü Berikan istirahat. Waktu istirahat jangan lebih dari 5 menit. Belajar dalam
jangka waktu panjang bisa membuatnya lelah dan kehilangan fokus. Istirahat 5
menit cukup untuk membuatnya kembali segar tanpa kehilangan momentum belajar.
ü Beradaptasilah dengan kebutuhan si
murid. Memang dari awal Anda berdua sudah bersama-sama menentukan
tujuan, tetapi kadang anak-anak atau remaja bisa jenuh, dan orang dewasa pun
bisa. Kalau si murid sepertinya lelah atau suasana hatinya sedang jelek, jangan
ragu untuk sedikit bergurau dan membuat suasana lebih nyaman. Contoh, bila Anda
mengajarkan bahasa asing, ada baiknya mendengarkan dan menerjemahkan lagu
daripada mengerjakan latihan konjugasi kata. Mungkin Anda bisa sama-sama
menonton film kartun dalam bahasa asing lalu lihat seberapa jauh si murid
mengerti ceritanya.
ü sesuaikan cara mengajar Anda dengan
cara belajar si murid. Tidak semua anak-anak belajar dengan cara yang sama. Ada yang
lebih suka sendirian dalam belajar dan memecahkan masalah. Ada yang lebih
efektif bila ditemani, yaitu bila Anda membuatnya merasa bahwa suatu masalah
diselesaikan bersama-sama.
- Murid
jenis auditori lebih cepat belajar dengan mendengarkan penjelasan verbal, jadi
segala konsep perlu Anda ucapkan padanya. Murid jenis verbal sebaliknya perlu
mengucapkan sendiri segala konsep yang ingin dipelajari, jadi Anda harus sabar
mendengarkannya.
- Murid
jenis kinestetis perlu bekerja dengan tangannya. Bawalah suatu rangka tiga
dimensi bila Anda ingin mengajarkan anatomi, atau lilin mainan yang bisa
dibentuk serupa organ tubuh.
- Murid
jenis visual perlu alat bantu seperti gambar, bagan, atau video pelajaran.
ü Akhiri tiap sesi dengan melihat
pada sesi selanjutnya.[5] Akhir dari sesi les bukan berarti pelajaran sudah
"selesai" untuk minggu itu. Tegaskan bahwa selagi tidak bertemu, Anda
tetap mengharapkannya bersiap-siap untuk sesi berikutnya. Jika ada tugas yang
tidak selesai selama sesi, jadikan itu PR untuk pertemuan berikutnya. Selain
itu, jika Anda berencana memberikan aktivitas yang menyenangkan di pertemuan
selanjutnya, beritahu pada murid agar ia penasaran untuk datang.
3. Membangun Hubungan
ü Bangunlah hubungan pribadi dengan
murid Anda. Tugas Anda adalah menggali potensi si murid sepenuhnya.
Karena itu, selain sebagai pengajar, Anda juga perlu menjadi sahabat dan
motivator. Dengan adanya hubungan pribadi, Anda bisa lebih efektif
memotivasinya agar berhasil.
ü Tanyakan
apa perasaannya atas suatu pelajaran. Murid yang kurang pandai di sekolah
mungkin merasa malu. Ketika ia berhasil, ia akan merasa sukses dan bangga.
Temani murid ketika ia gagal dan ikutlah berbahagia ketika ia berhasil.
ü Bagikan
pengalaman pribadi Anda ketika gagal dan bagaimana Anda melewatinya.
ü Kenali
kesukaan si murid, supaya Anda bisa membuat sesi les lebih menarik. Soal-soal
matematika tanpa konteks mungkin membosankan, tetapi soal cerita yang melibatkan
pertempuran dinosaurus bisa membuat murid yang suka dinosaurus lebih
bersemangat.
ü Pelajari cara komunikasi si murid. Dekati si murid dengan cara yang nyaman baginya. Jika murid
Anda sangat pemalu, Anda harus menyadari hal ini! Mungkin murid Anda lebih suka
berkomunikasi di luar waktu pelajaran, misalnya bila ada kesempatan bertanya
lewat surel (email). Kadang murid enggan bertanya ketika bertatap muka,
walau sebenarnya ingin bertanya banyak.
ü Pastikan bahwa Anda datang dengan
suasana hati yang baik. Murid akan segera
merasakan suasana hati Anda. Kalau Anda lelah atau tak bersemangat, maka si
murid akan terbawa juga. Tetapi, kalau Anda datang dengan senyuman ceria dan
optimis di tiap sesi, mereka pun akan ikut bersemangat belajar.
ü Jadilah seorang pembimbing, bukan
sekadar guru. Guru sekolah dan guru les memiliki peran yang berbeda. Guru
sekolah mengajar jumlah murid yang banyak secara bersamaan dan harus menjadi
figur otoritas dalam mengajar. Guru les bisa melakukan pendekatan pribadi (satu
lawan satu), dan berperan sebagai teman yang "lebih berpengalaman",
bukan sebagai figur otoritas. Guru les privat hanya berhadapan dengan satu
murid, jadi Anda jangan berceramah. Biarkan murid memberikan andil dalam
menentukan tujuan belajar, lalu Anda membimbingnya mencapai tujuan itu.
ü Banyak-banyaklah
bertanya. Sebaiknya Anda tidak menceramahi si murid, namun sebaliknya, tanyakan
pertanyaan-pertanyaan terbuka yang mendorongnya untuk mencapai kesimpulan
sendiri, seolah-olah ia mengadakan riset dengan bantuan Anda.
ü Dukung murid agar "jatuh
cinta" pada pelajaran itu. Sementara Anda menjaga
si murid tetap sesuai jalur dan jadwal tujuan bersama, kadang perlu juga
memberikan sedikit kebebasan. Jika topik pelajaran adalah Perang Saudara, dan
murid itu ingin berlama-lama pada suatu pertempuran yang seru yang sebenarnya
tidak terlalu penting, biarkan saja dahulu, walaupun Anda mungkin perlu
mengorbankan satu sesi. Guru les sebaiknya mendorong munculnya rasa ingin tahu,
tanpa terlalu mengekang. Rasa antusias si murid akan berdampak baik dalam
jangka panjang.
ü Berkomunikasilah dengan guru sekolah dan orang
tua dari awal. Tanpa bantuan mereka, Anda tak akan tahu
bagaimana memfokuskan sesi Anda sehingga bisa membantu murid berhasil di
sekolah. Komunikasi dengan orang tua dan guru terutama penting untuk membimbing
murid dalam usia dini. Anak SMU mungkin bisa menjelaskan sendiri kebutuhannya,
tetapi anak kelas 3 SD mungkin tidak bisa.
ü Hubungi
orang tua dan guru sekolah, adakan komunikasi rutin dengan mereka.